Refleksi Akhir Tahun: Menggagas Strategi Pendidikan di Era Baru

Oleh Yomanius Untung

yomanius untung
Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Yomanius Untung. (Foto: Istimewa)

PENDIDIKAN merupakan fondasi utama bagi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana amanat mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Dalam konteks ini, sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Alokasi 20% dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan, sebagaimana diatur dalam undang-undang, bukan sekadar angka, tetapi wujud nyata dari komitmen untuk mewujudkan cita-cita nasional.

Namun, pendidikan bukanlah proses instan. Ia adalah perjalanan panjang untuk mengubah perilaku, membentuk karakter, dan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan memiliki nilai-nilai luhur. Pendidikan yang baik harus bersifat holistik, tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga mencakup psikomotorik dan afeksi.

Pentingnya Soft Skill dan Adab

Dalam membangun generasi muda yang kompeten, pengembangan soft skill menjadi prioritas strategis. Kemampuan ini mencakup keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan adaptabilitas yang sangat dibutuhkan di era modern. Namun, soft skill tanpa adab tidak akan menghasilkan individu yang utuh. Adab adalah landasan moral yang melengkapi kompetensi seseorang, menjadikannya tidak hanya terampil, tetapi juga bermartabat.

Aspek lain yang tak kalah penting adalah kesehatan jiwa yang didukung oleh kesehatan fisik. Oleh karena itu, usulan penambahan jam pelajaran olahraga patut didukung. Kebiasaan fisik yang aktif selama masa sekolah akan membantu siswa menghadapi tantangan dunia kerja yang sering menuntut mobilitas dan ketahanan fisik. Fakta bahwa sebagian besar waktu siswa selama 13–14 tahun dihabiskan dengan duduk adalah pengingat bahwa pola pendidikan kita perlu dirancang lebih seimbang.

Tantangan Pembiayaan dan Kewenangan Pendidikan

Pada sisi lain, penyelenggaraan pendidikan menghadapi tantangan besar terkait pembiayaan. Penurunan pendapatan provinsi akibat UU No. 1 Tahun 2022, yang mengurangi alokasi pajak kendaraan bermotor untuk provinsi dari 70% menjadi 30%, berdampak langsung pada anggaran pendidikan. Hal ini memerlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat untuk memanfaatkan prinsip konkuren secara optimal.

Di tahun 2025, tantangan ini akan semakin berat. Mutu pembelajaran dan lulusan menjadi isu utama yang harus diatasi. Pemerintah harus memastikan bahwa seluruh satuan pendidikan memiliki sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang memadai. Lebih dari itu, lingkungan strategis pendidikan perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan generasi muda yang berkualitas tinggi.

Menuju Pendidikan Berkualitas

Tantangan besar membutuhkan kerja keras dan inovasi. Pemerintah di semua tingkatan harus memastikan bahwa pelayanan pendidikan yang diberikan tidak hanya memenuhi standar minimum, tetapi juga mampu mencetak generasi yang kompetitif di era global. Sebagaimana semangat yang diusung oleh pemimpin nasional, Bapak Prabowo Subianto, kita harus berkomitmen meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu lulusan demi masa depan bangsa.

Mari kita jadikan pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang mampu menjawab tantangan zaman, menciptakan generasi yang unggul, dan menjaga cita-cita luhur bangsa. ***

Yomanius Untung, Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat