Tingkatkan Literasi Nasional, Perpustakaan UPI dan SEAMEO Center Perkuat Sumber Daya Pembelajaran Terbuka

FOTO UPI 7
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI, Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., (Foto: Humas UPI).

ZONALITERASI.ID – Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) serta SEAMEO Center menyelenggarakan Webinar Nasional dengan mengangkat tema Penguatan Sumber Daya Pembelajaran Terbuka (OER) untuk Meningkatkan Literasi Nasional, Kamis (25/2/2021).

Pada kesempatan webinar juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara UPI dengan Perpustakaan Kemendikbud dan SEAMEO Center. Di antaranya SEAMEO CECCEP, SEAMEO QITEP in Language, dan SEAMEO QITEP in Science dalam bidang pengelolaan, pengembangan serta pemanfaatan sumber daya pembelajaran berbasis teknologi informasi, pelatihan, workshop, bimtek, seminar dan kegiatan lainya dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dalam penguatan literasi nasional.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI, Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. mengucapkan terima kasih kepada jajaran Kemendikbud, Ir. Hendarman, M.Sc. Ph.D. untuk penyelenggaaan kegiatan itu. UPI sangat menaruh perhatian terhadap apa yang sedang dilaksanakan dalam program kerjasama SEAMEO CECCEP, SEAMEO QITEP in Language, dan SEAMEO QITEP in Science.

“Perpustakaan UPI sudah memiliki reputasi akreditasi tertinggi dalam pengelolaan dan layanan perpustakaan di Indonesia saat ini. Berbagai program UPI melalui UPT Perpustakan sangat fokus pada penguatan literasi nasional serta penyediaan sumber belajar secara terbuka bagi mahasiswa, dosen serta masyarakat dalam pendidikan tinggi dasar dan menengah serta pendidikan masyarakat dan komunitas. Ke depan perpustakaan UPI berupaya mengembangkan modernisasi serta digitalisasi seluruh sumber daya pembelajaran bagi masyarakat,” katanya.

Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D meminta dukungan UPI dalam berbagai program dan kegiatan SEAMEO CECCEP, SEAMEO QITEP in Language, dan SEAMEO QITEP in Science yang sangat agresif dalam berbagai program penguatan literasi nasional.

Selanjutnya ia menjelaskan tentang pentingnya sumber belajar terbuka bagi institusi pendidikan dan pengetahuan yang berupaya untuk mengumpulkan dan menyediakan sumber daya pengetahuan dan pembelajaran bagi peserta didik atau masyarakat.

Prinsip pembelajaran terbuka, kata Hendarman, dimaksudkan bahwa sumber daya pembelajaran tersebut idealnya dapat diakses, dibagi, dan dapat digunakan kembali.

“Pentingnya integrasi dan mediasi dengan teknologi informasi dan komunikasi akan mempermudah pemenuhan prinsip pembelajaran terbuka. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan sumber daya belajar yang terkait dengan banyaknya banyak sumber belajar termasuk hasil karya dari perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainya terutama hasil penelitian, koleksi buku dan artikel lainya yang belum diakses apalagi dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Diungkapkannya, sejumlah kebijakan dan program yang telah ditempuh pemerintah melalui Kemendikbud dalam meningkatkan literasi nasional dan numerisasi nasional, di antaranya upaya meningkatkan kemampuan literasi individu untuk agar memiliki keterampilan serta dapat berkompetisi pada abad 21.

“Selain itu, meningkatkan kemampuan dalam berpikir kritis dan analisis terhadap informasi. Lalu, pengukuran kinerja sekolah dengan asesmen kompetensi minimum (AKM) berdasarkan aspek literasi dan numerisasi dan berupaya untuk membangun literasi sejak dini pada berbagai tingkat dan jenjang,” terangnya.

Seluruh SEAMEO Center memberikan penjelasan tentang peran penting seluruh pemangku kepentingan untuk membuat, mengakses, menggunakan kembali, mengadaptasi, serta mendistribusikan kembali sumber daya pembelajaran terbuka dan perlunya dukungan kebijakan yang berperan dalam mendukung sumber daya pembelajaran terbuka.

Di samping itu, mengembangkan program dalam meningkatkan kualitas sumber daya pembelajaran terbuka yang inklusif, berkeadilan melalui berbagai model berkelanjutan, melakukan penguatan terhadap promosi dan kerjasama nasional dan internasional dalam penguatan literasi nasional.

“SEAMEO Center melakukan pengembangan dalam membangun perpustakaan digital sebagai sumber belajar dengan manfaat tidak terbatas pada ruang, waktu, penggunaan lebih efisien, lebih akurat, keaslian dokumen lebih terjamin, jejaring perpustakaan lebih luas serta biaya lebih murah,” ujarnya.

SEAMEO Center terdiri dari SEAMEO CECCEP yang bergerak dalam bidang penguatan literasi pendidikan usia dini dan keluarga yang fokus pada riset dan pengembangan, advokasi serta kerjasama.

Lalu, SEAMEO QITEP in Language yang bergerak di bidang inovasi pengembangan pendidikan bahasa dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, pengembangan sumber belajar, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kapasitas dan jejaring, mengembangkan kualitas pelatihan, seminar, lokakarya, dan pelayanan lainnya, serta program yang berkualitas.

Adapun SEAQIL selalu berinovasi guna memenuhi kebutuhan para guru bahasa dan juga tenaga kependidikan untuk pengembangan profesional berkelanjutan. Sedangkan SEAMEO QITEP in Science bergerak dalam bidang penguatan literasi pendidikan IPA yang fokus pada pengembangan professional guru dan tenaga kependidikan bidang IPA, penelitian dan pengembangan, pengembangan jejaring kerja, pengembangan berbagai sumber belajar IPA, diseminasi, serta publikasi. (des)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *