GEMERCIK PERJALANAN
Betapa hidup ini indah
perjalanan memesona
petualangan penuh warna
dan cinta bermekaran
sementara usia merambat senja
Dalam syukur,
tiada yang sia-sia
setiap detik adalah makna
setiap langkah adalah cerita
dalam jatuh bangun
kehidupan tetap menari
menikmati
setiap helai nafas
setiap bias cahaya pagi
sebab dalam syukur
hidup tak sekadar yang berlalu
2 Desember 2024
________________
KEMBALI KE ALLAH
ketika beban pekerjaan terasa berat
ketika setumpuk teori tidak lagi menuntun
ketika makan terasa hambar
ketika bantal tidak lagi membawa mimpi
ketika sahabat tidak lagi mengundang senyum
ketika ujung dunia terasa di depan mata
Saatnya kembali kepada Allah
bersujud dan menyerahkan segala
Di persimpangan
melihat jejak
menghapus jarak
menenggelamkan langkah kelam
sebab hidup
berujung di keabadian
26 Oktober 2015
_______________
NOL
(13 Pebruari 2020 – 18.42)
Dari masjid ke belantara
Kembali ke paimbaran
Dari pemandian ke lumpur
Kini mandi di tujuh sumur
Dari kampung ke rantau
Saatnya kembali ke kelahiran
Hidup bermula dari nol
Kembali menuju nol
Eksistensial
Kekasih
Engkau menuju Barat
Aku berjalan arah sendiri
Engkau terbangi gumpalan mega
Aku menyelami samudera
Kekasih
Di hadapan Nya kita adalah Aku
Dan kami adalah Kamu
Lima Puluh Lima Takbiran
Bagai mahasiswa
Menerbangkan mimpi
Hanyut dalam lamunan
Keseharian
Hanyalah sedikit menahan lapar
Tidak ke pesta
Atau berebut permaisuri
Setelah limapuluh lima takbiran
Saatnya Kembali ke kesederhanaan
***
Suheryana Bae, terlahir di desa. Berangan menjadi penulis, penyair, atau novelis tetapi dalam perjalanan hidupnya tercatat sebagai ASN, sepuluh tahun mengabdi di Timor Timur. Lalu, hingga memasuki purnabakti, ia mengabdi di Pemda Kabupaten Pangandaran.