BUDAYA  

Puisi-puisi Emy Salma Widianti

IMG 20190802 202803
(Ilustrasi: Amanat.id)

RINDU

Rangkaian kenangan terlintas dalam benakku
Indahnya senyum dan tawamu
Nampak samar-samar, dan perlahan mulai pudar
Diri ini meronta, ingin merengkuhmu dengan kasih
Untuk yang terakhir kalinya, sebelum berpisah untuk selamanya

***

SI GEMBUL

Hijau, kuning, merah, cerah, menggoda
Si gembul itu gak pernah bohong
Kulit sewarna darah maka daging tak mungkin sewarna madu

Gembul pemberani
Batangnya tidak Sekokoh kelapa
Walau tahu akan jatuh gembul tetap berdiri
Gembul, kamu luar biasa

Oktober, 2021

***

HARI KACAU DI TAMAN

Hari ini sangat melelahkan, Hujan tak henti-hentinya turun sejak pagi, membuat aroma petrikor memenuhi Indra penciumanku. Akhirnya pelajaran hari ini selesai. Kakakku terus menarik-narik tanganku. “Tapi aku cape, mau pulang,” ucapku. “Janji tetap janji!” Serunya. Haah … Lupakan saja, tubuhku sudah terlalu lelah untuk melawan, jadi aku pasrah saja diseret ke taman sekolah.

Setelah selesai membantunya menanam kakak mengajakku mengitari taman. Hey, ternyata ini tidak seburuk yang kukira, pohon jambu yang rindang membuat suasana jadi teduh, sayuran-sayuran hijau di sisi taman juga sangat menyegarkan saat dipandang, dan di antara sayuran-sayuran itu ditanam bunga matahari. Luar biasa, pemandangan indah ini membuatku speechless seketika.

Aku dan kakak duduk di bangku taman, mengobrol sambil sesekali bersenda gurau. Saat sedang asik mengobrol aku merasa ada yang jatuh menimpaku. Aku meraba kepalaku, seperti ada yang menggeliat-geliut. Aku menurunkan tanganku untuk melihat apa itu, “HUWAAAAA!!!! ULAT!!!” Saking kagetnya aku melempar ulat itu ke sembarang arah dan segera berlari, sialnya kakiku tersandung, refleks aku menarik tangan kakakku saat jatuh, dan… ‘byur’ kami nyemplung ke got.

***

Emy Salma Widianti, siswi kelas IX SMPN 2 Purwakarta.