ZONALITERASI.ID – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah mempersiapkan peluncuran program Guru Penggerak. Untuk mendukung program itu, Kemendikbud akan merekrut 280 fasilitator dan 560 pendamping.
“Program itu membuka kesempatan bagi widyaiswara untuk menjadi fasilitator calon Guru Penggerak. Adapun guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan diproyeksikan menjadi pendamping calon Guru Penggerak,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril, Sabtu (13/6/2020), dikutip dari gtk.kemdikbud.go.id.
Iwan menjelaskan, fasilitator berperan dalam memandu proses pelatihan daring, mengumpulkan tugas-tugas peserta, memberi umpan balik dan motivasi, serta memfasilitasi refleksi belajar selama proses pelatihan calon Guru Penggerak. Sedangkan pendamping berperan sebagai pelatih dan mentor bagi para calon Guru Penggerak.
“Para pendamping diharapkan dapat menjadi rekan diskusi untuk membantu calon Guru Penggerak dalam mengimplementasikan merdeka belajar di sekolah. Mereka akan memfasilitasi lokakarya bulanan, mencatat perkembangan, dan memberi umpan balik yang konstruktif,” katanya.
Rekrutmen fasilitator akan dibuka mulai Senin, 15 Juni sampai Rabu 24 Juni 2020. Sementara rekrutmen pendamping dibuka Senin, 15 Juni dan ditutup Jumat, 26 Juni 2020.
Informasi kriteria, proses rekrutmen, dan pendaftaran dapat diikuti pada laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/
Satu Guru Penggerak di Setiap Sekolah
Diketahui, konsep Guru Penggerak disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, saat upacara Hari Guru Nasional 2019 di Kemendikbud, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Nadiem berharap guru penggerak bisa hadir minimal satu orang di setiap sekolah. Dalam lima tahun, diharapkan ada guru-guru penggerak minimal di 250.000 sampai 300.000 sekolah.
“Guru penggerak menurutnya bisa dijadikan gerakan di masing-masing sekolah. Guru penggerak ini beda dari yang lain dan saya yakin di semua unit pendidikan, baik di sekolah maupun di universitas ada paling tidak minimal satu guru penggerak,” ujarnya.
“Guru penggerak berbeda dengan guru-guru lainnya. Guru penggerak baginya adalah guru yang mengutamakan murid-murid lebih dari apapun bahkan dari karir guru itu sendiri. Keutamaan itu juga berlaku untuk murid dan pembelajaran murid. Dia akan mengambil tindakan tindakan tanpa disuruh tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya,” tambah Nadiem.***