Sejarah Baru, Nitya Ade Doktor Termuda Fahutan IPB di Usia 25 Tahun

nitya ade santi 1
Nitya Ade Santi menjadi doktor termuda yang lulus dari Prodi Ilmu Pengelolaan Hutan IPB University, (Foto: Dok. Nitya Ade Santi).

ZONALITERASI.ID – Program studi (Prodi) Ilmu Pengelolaan Hutan (IPH), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University meluluskan doktor termuda yang masih berusia 25 tahun.

Doktor yang sekaligus mengukir sejarah baru di Fahutan IPB ini adalah Nitya Ade Santi. Selain sidang promosinya menjadi yang pertama dilaksanakan secara offline pasca-Covid-19 di Prodi IPH, ia juga promovenda termuda di Fahutan, IPB University.

Nitya merampungan gelar Doktor melalui disertasinya yang berjudul “Pengembangan Metode Pengukuran Tingkat Keparahan Kebakaran dan Regenerasi Vegetasi menggunakan Analisis Multi Waktu Langsung”.

Ya, perjalanan pendidikan Nitya hingga meraih doktor di usia muda yang begitu cepat sangat menginspirasi.

Semuanya ia awali saat duduk di bangku SMP. Nitya menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Sragen, Jawa Tengah hanya 2 tahun (akselerasi).

“Terus SMA-nya (SMAN 2 Sragen) biasa, reguler. Terus masuk S1 umur 16 tahun dan lulusnya juga nggak cepet-cepet amat 4,5 tahun. Di tahun 2018 itu aku masuk S-2, umur 21 tahun. Terus lulus S-2 umur 23 tahun, lulus S-3 di umur 25 tahun,” kata Nitya, dilansir dari DetikEdu, Selasa, 26 Juli 2022.

Beasiswa

Hebatnya lagi, Nitya merampungkan kuliah S-2 dan S-3 tanpa mengeluarkan biaya. Ia mendapat beasiswa dari Tanoto Foundation, Erasmus Keyaction, dan PMDSU Kemendikbudristek.

Setelah lulus S-1 Manajemen Hutan IPB, ia mendapat beasiswa kuliah S-2 Ilmu Pengelolaan Hutan IPB dan S-2 Tropical International Forestry University of Gottingen, Jerman.

“Aku sebenarnya nggak ada niat melanjutkan kuliah hingga S-3. Soalnya kan biayanya besar. Pengennya lulus S-1 terus kerja. Karena ada beasiswa jadi aku ambil kesempatan (menempuh S-2 dan S-3) itu,” cetusnya.

Pengaruhi Psikis

Menurut Nitya, perjalanan menempuh studi dalam waktu singkat sempat mempengaruhi psikis dan mental. Namun, prestasi itu ia anggap sebagai anugerah untuk hidupnya.

“Dari 2013 sampai sekarang itu perjuangan buat saya. Apalagi bisa lulus S-3 yang mempengaruhi secara psikis dan mental. Tapi sekarang seneng aja. Bangga sudah di tahap ini (meraih gelar doktor) sekarang,” ujar Nitya.

“Aku merasa yang nyekolahin aku S-2, S-3 itu pemerintah. Istilahnya yang nyekolahin saya itu rakyat. Kalau aku ga serius atau main-main, aku kan dosa. Aku bisa makan, bisa sekolah, bisa penelitian itu dari duit rakyat. Aku merasa punya tanggung jawab moril terhadap hal tersebut. Jadi gak boleh yang namanya menyerah atau putus asa. Jadi semua harus selesai,” pungkas Nitya.

Mahasiswa Berprestasi

Promotor disertasi S-3 Nitya, Prof. I Nengah Surati Jaya menuturkan, prestasi luar biasa diraih oleh Nitya saat menempuh studi di IPB.

“Promovenda, Dr. Nitya selama masa studi S3 2019-2022 mempublikasikan 8 jurnal internasional, itu yang menjadikan promovenda extremely excellent,” tuturnya.

“Atas nama Prodi IPH, mengucapkan selamat kepada Promovenda yang telah menyelesaikan sidang promosi Doktor di usia 25 tahun 3 bulan, mencetak rekor baru di Fahutan IPB University,” sambung Nengah. (des)***