ZONALITERASI.ID– UIN Sunan Gunung Djati Bandung berhasil meraih gelar juara umum Pekan Olahraga dan Seni Nasional (Pesona) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) 2022, dengan raihan medali emas 9, perak 7, dan perunggu 8.
Juara kedua diraih oleh UIN Sunan Ampel Surabaya dengan raihan medali emas 7, perak 4, dan perunggu 2. Dan, juara ketiga diraih UIN Raden Fatah Palembang yang mendapatkan medali emas 7 dan perunggu 1.
Perhelatan yang digelar sejak 8 – 13 Agustus 2022 ini diikuti oleh 62 kontingen (PTKN). Cabang yang diperlombakan dan dipertandingkan sebanyak 22, terdiri atas 12 bidang seni dan 10 pertandingan olahraga, dengan total peserta lomba 3.549 orang.
Bidang seni meliputi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Pop Solo Islami, Cipta Lagu Islami, Musikalisasi Hadits, Puitisasi Terjemah Al-Qur’an, Qasidah Modern, Kaligrafi, Film Pendek, Stand Up Comedy, dan Monolog.
Adapun bidang olahraga terdiri dari cabang: tenis meja, catur, pencak silat (seni), karate (Seni/Kata), taekwondo (seni), bola voli, bulu tangkis, bola basket, futsal, dan panjat tebing.
Generasi Unggul Sambut Indonesia Emas
Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Zainut Tauhid Sa’adi, saat menutup Pesona 1 PTKN 2022, di Auditorium Anwar Musaddad UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jumat, 12 Agustus 2022, mengucapkan selamat kepada UIN Bandung, yang meraih juara umum Pesona 1, sekaligus sebagai tuan rumah yang menyelenggarakan perhelatan akbar ini dengan lancar dan sukses.
“Pesona sangat penting digelar, sebagai kontribusi bagi pembangunan sumber daya manusia. Olahraga dan seni adalah dua dimensi kemanusiaan, hakikatnya adalah pembangunan fisik dan mental. “Ini menjadi tugas penting bagi perguruan tinggi keagamaan,” kata Wamenag.
Menurutnya, ada korelasi positif antara kebiasaan olahraga dengan kemampuan berpikir. Karena, aktivitas fisik dapat meningkatkan memori dan merangsang kreativitas serta membantu otak dalam mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah. Juga menjaga konsentrasi dan keterampilan dalam memecahkan masalah.
Mahasiswa sebagai atlet dan peserta lomba, lanjutnya, adalah insan perguruan tinggi, yang sangat lekat dengan pemikiran dan berbagai problem yang amat kompleks.
“Berarti olahraga menjadi solusi terbaik, karena mereka membutuhkan daya tahan dan daya juang untuk memecahkan berbagai problem,” katanya.
“Pesona tidak semata-mata untuk mengembangkan solidaritas dan silaturahmi antarmahasiswa PTKN, tetapi juga sebuah komitmen untuk mempersiapkan generasi kuat dan unggul dalam menyambut Indonesia emas tahun 2045,” tambah Wamenag. (nas/des) ***