Prodi Keperawatan UPI Kenalkan Aplikasi Cegah Pernikahan Dini di SMPN 2 Parongpong

ilustrasi mubadalah 27 keluarga berencana 618d23008c48256cb603af32
Ilustrasi kesehatan reproduksi remaja, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – Siswa SMPN 2 Parongpong, Kabupaten Bandung Barat mengikuti sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja bertemakan ‘Remaja Sehat Capai Impian dan Cita-cita’.

Kegiatan ini digelar berkat kerja sama SMPN 2 Parongpong dan Program Studi (Prodi) Keperawatan FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Kepala SMP Negeri 2 Parongpong, Yeti Resmiati, menuturkan, sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja sangat penting. Sebab, masa remaja paling rentan menghadapi resiko dan kondisi negatif yang mengakibatkan terjadinya pernikahan dini.

Dijelaskannya, masa remaja merupakan masa yang paling indah, namun juga merupakan saat yang paling rentan. Jiwa-jiwa yang bergairah dan penuh dengan berbagai semangat. Jika kurang mendapatkan bimbingan akan memiliki resiko terperosok dalam hal-hal negatif.

“Perlu usaha dan peran serta pendidik dan orang tua untuk selalu memberikan pemahaman dan mengingatkan siswa agar mengembangkan potensi dirinya. Sehingga, mereka terhindar dari pernikahan yang belum saatnya ini,” kata Yeti, dilansir dari laman Disdik Bandung Barat, Minggu, 4 September 2022.

Wakasek Kesiswaan, Eva Marviana, menambahkan, peserta sosialisasi, terutama siswa kelas 7, sangat antusias mengikuti kegiatan ini.

“Peserta banyak terlibat dalam diskusi yang dikemas begitu menarik,” ujarnya.

Ditandaskannya, kegiatan ini dapat menambah wawasan tentang pentingnya pencegahan pernikahan dini dan kesehatan reproduksi masa remaja.

“Semoga dengan kegiatan ini, para peserta didik dapat menjadi duta-duta kecil yang akan menjalankan dan membagi ilmu dan pengalamannya kepada sesama teman sebagai tutor sebaya, serta lingkungan masyarakatnya,” imbuhnya.

Sementara narasumber dari Prodi Keperawatan FPOK UPI, Irma Darmawati, mengungkapkan, Indonesia merupakan negara dengan angka pernikahan dini kedua di ASEAN setelah Kamboja dan di posisi kedelapan dari negara-negara dunia.

“Jurusan Keperawatan FPOK UPI meluncurkan sebuah aplikasi bernama Pencegahan Pernikahan Dini, disingkat PEDE. Di aplikasi ini diinformasikan mengenai kesehatan reproduksi masa remaja dan pencegahan pernikahan dini,” terannya.

Menurut Irma, pernikahan dini akan berdampak buruk. Bukan saja untuk kesehatan, namun juga untuk perkembangan psikis remaja.

Dari segi kesehatan, lanjutnya, pernikahan dini sangat rentan menimbulkan keguguran, kelahiran prematur, pendarahan, hingga kematian ibu dan bayi.

“Kalau dilihat dari segi psikis, pernikahan dini bisa mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan emosi pada remaja. Hal tersebut menjadikan rentan, sehingga menyebabkan KDRT dan menimbulkan korban jiwa,” ujarnya. (des)***