ZONALITERASI.ID – Sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, dikenal dengan karya-karyanya yang penuh dengan kritik sosial yang membuatnya sering keluar masuk penjara.
Dalam sejarah, pria yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 6 Februari 1925 dan meninggal di Jakarta pada 30 April 2006 ini pernah merasakan pahitnya ditahan selama 3 tahun. Hal itu dilaluinya selama 2 tahun saat masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama.
Pram juga ditahan selama 14 tahun sebagai tahanan politik pada masa Orde Baru. Ia ditahan tanpa proses pengadilan.
Beberapa karya Pram sempat dilarang untuk dipublikasikan karena dianggap mengganggu keamanan negara pada masa pemerintahan Presiden Soekarno maupun Soeharto.
Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, berikut ini rekomendasi novel karya Pramoedya Ananta Toer, yang isinya menggambarkan peristiwa pada masa kolonial Belanda hingga masa Orde Baru (Orba).
Bumi Manusia
Buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Pram menulis buku ini saat mendekam di Pulau Buru.
Bumi Manusia bercerita tentang kehidupan sosok Minke, orang Indonesia satu-satunya di antara siswa Belanda yang sekolah di HBS.
Sebagai keturunan priyayi, ia mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana. Buku ini telah berhasil dialihwahanakan menjadi sebuah film pada 2019.
Anak Semua Bangsa
Anak Semua Bangsa merupakan buku kedua dari seri Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Buku ini sempat dilarang beredar pada 1981 lalu oleh Kejaksaan Agung.
Buku ini menggambarkan penderitaan rakyat Jawa di bawah pemerintahan Belanda yang licik dan haus akan kekuasaan. Dari sudut pandang Minke, seorang penulis pribumi yang begitu mendewakan Eropa, kita dapat melihat kembali sejarah bangsa Indonesia, serta bercermin melihat diri sendiri.
Gadis Pantai
Gadis Pantai novel karya Pramoedya Ananta Toer, terbitan pertamanya pada tahun 1987. Novel ini menceritakan seorang gadis pantai yang masih berumur empat belas tahun.
Kehidupan Gadis Pantai yang setiap harinya menumbuk udang dan membenahi jala untuk mencari ikan, berubah setelah seorang utusan menemui ayahnya untuk menikahinya.
Arok Dedes
Salah satu novel karya Pramoedya Ananta Toer yang menceritakan sejarah perlawanan dan pemberontakan Ken Arok terhadap pemerintahan Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung.
Pram secara jelas menguang kondisi politik pada masa Orde Baru, dalam buku yang terbit pada 1999 ini.
(des)***