ZONALITERASI.ID – Lembaga Sensor Film (LSF) memperkenalkan Maskot Bioskop Sadar Sensor mandiri. Itu dilakukan LSF untuk menarik simpati masyarakat dalam menyosialisasikan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) di bioskop.
“Ada maskot yang lucu sesuai dengan budaya lokal Indonesia di mana dia membawa pesan ‘Tontonlah sesuai Usia’. Kita berharap penonton yang akan membeli tiket dapat mengetahui (klasifikasi usia tontonan) dengan cara yang lebih humanis dan akhirnya semua penikmat film dapat menonton film sesuai usianya,” kata Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto, pada Peluncuran Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri dan Bioskop Sadar Sensor Mandiri, di Djakarta Theater, Senin, 5 September 2022.
Ketua Komisi III LSF, Naswardi, menuturkan, pemilihan badak Jawa bercula satu sebagai maskot pada kampanye tersebut didasari hasil identifikasi dan seleksi LSF terhadap beberapa hewan langka di Indonesia. Badak bercula satu merupakan hewan endemik asli Indonesia dan dilindungi oleh UNESCO.
“Di sini ada pesan moral bagi masyarakat untuk mengetahui dan melestarikan satwa tersebut,” ujarnya.
Naswardi menambahkan, sifat dasar hewan ini sangat cocok dengan nilai literasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
“Hewan ini kokoh dan memiliki self-awareness yang tinggi. Sama halnya dalam literasi yang ingin kami sampaikan. Kami ingin pesan kampanye yang kami sosialisasikan dengan cepat dapat tersampaikan kepada masyarakat. Harapannya penonton dapat mengetahui dan secara masif mematuhi klasifikasi usia tontonan,” ucapnya.
“Sifat baiknya, hewan ini punya kepedulian yang tinggi terutama terhadap anaknya yang selalu ia lindungi di bawah tubuhnya. Dengan kata lain, hewan ini memiliki karakter baik yang melindungi kelompok rentan. Di mana dalam kampanye yang kami lakukan keterkaitannya adalah anak-anak atau generasi muda yang bersama-sama harus kita lindungi melalui orang dewasa yang lebih dulu teredukasi dengan baik untuk menonton film sesuai klasifikasi usianya,” sambung Naswardi.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, menyatakan dukungan penuh terhadap GNBSM yang diinisiasi LSF.
“Kami sudah melakukan berbagai cara untuk memberikan informasi terkait film dan penggolongan usia penontonnya. Berupa penayangan telop sebelum pemutaran film, berisi informasi mengenai judul film, durasi, nomor Surat Tanda Lulus Sensor (STLS), dan klasifikasi usia. Namun, menurutnya, akan lebih baik jika masyarakat sudah teredukasi sebelum datang ke bioskop,” ujarnya.
Acara ini merupakan kelanjutan dari komitmen bersama LSF dan GPBSI pada penghujung Juli 2022, untuk menggalakkan Budaya Sensor Mandiri (BSM), yang merupakan salah satu program prioritas LSF. Komitmen LSF dan GPBSI tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye masif di bioskop-bioskop yang berada di bawah naungan GPBSI. Diawali dengan pemilihan beberapa bioskop di Jakarta dan sekitarnya sebagai percontohan. (haf)***
Sumber: Kemdikbud.go.id