Hari Kunjung Perpustakaan 2022, Kepala Perpusnas: Paradigma Berubah

inovasi perpustakaan
Ruang baca di Perpustakaan Bapusipda Jabar, (Foto: Bapusipda Jabar).

ZONALITERASI.ID – September adalah bulan yang cukup penting bagi dunia literasi dan perpustakaan. Bahkan, sering kali dinyatakan September adalah bulannya kegemaran membaca. Setiap 8 September diperingati sebagai international literacy day (Hari Aksara Internasional) dan tanggal 14 September dikenal sebagai Hari Kunjung Perpustakaan.

Penetapan Hari Aksara Internasional merupakan buah dari keprihatinan Unesco terhadap kondisi keberaksaraan masyarakat dunia. Ditetapkan pada 1966, hari besar ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat dunia akan pentingnya keberaksaraan. Untuk international literacy day 2022 mengusung tema “Transforming Literacy Learning Spaces”.

Sementara itu, Hari Kunjung Perpustakaan dimulai sejak 14 September 1995 pada saat pemerintahan Presiden Soeharto. Penetapan Hari Kunjung Perpustakaan itu punya tujuan yang positif bagi gerakan aktivis intelektual di Indonesia, terutama di dalam menyebarkan budaya membaca generasi bangsa Indonesia serta mengoptimalkan peran perpustakaan sebagai ruang pembelajaran dan berkreativitas.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, menegaskan, paradigma perpustakaan saat ini harus berubah. Perpustakaan tidak lagi hanya deretan buku tetapi perpustakaan harus dapat mentransfer ilmu pengetahuan.

“Paradigma perpustakaan kini telah berubah dan berkembang. Peran perpustakaan sebagai manajemen koleksi hanya 10 persen, sebagai manajemen pengetahuan hanya 20 persen, sedangkan 70 persen peran perpustakaan sebagai sarana transfer pengetahuan,” ungkapnya, dilansir dari laman Perpusnas.

Menurutnya, harus ada redefinisi perpustakaan. Salah satu definisi perpustakaan adalah tempat untuk menemukan solusi menghapus belenggu kebodohan dan kemiskinan masyarakat. Membaca dan perpustakaan menjadi cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan.

Anggota DPR dari Komisi X, Rano Karno, mengatakan, meskipun saat ini informasi tersebar di mana-mana, terutama di internet, tetapi perpustakaan tetap menjadi tujuan yang paling relevan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.

“Oleh karena itu, perpustakaan harus didukung dengan tenaga perpustakaan yang profesional,” kata Rano Karno. Rano Karno berharap Hari Kunjung Perpustakaan bisa menguatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai center of excellent ilmu pengetahuan.

Anggaran

Sementara itu, terkait anggaran, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI, 25 Agustus lalu, Syarif Bando menjelaskan, anggaran Perpusnas terkena refocusing sebanyak empat kali di tahun 2021 karena pandemi Covid-19. Total refocusing senilai Rp110 miliar atau 16,32% dari pagu awal sebesar Rp675 miliar. Sedangkan, realisasi anggaran Perpusnas 2021 mencapai 98,95%. Dengan realisasi sebesar Rp559 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp565 miliar.

“Masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi. Terutama dari segi anggaran yang sangat terbatas, jumlah pustakawan yang masih minim, serta kemampuan memfasilitasi daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) masih sangat terbatas,” katanya.

“Untuk itu kami laporkan juga bahwa di tahun 2023, Perpusnas berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut dalam hal distribusi buku. Dengan kerja sama ini, bahan bacaan dapat didistribusikan menggunakan fasilitas kapal laut. Sehingga harapannya dapat menjangkau sampai daerah 3T,” sambung Syarif Bando.

Pada kesempatan sama Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengapresiasi seluruh capaian Perpusnas yang meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama enam tahun berturut-turut, Nilai Kerja Anggaran (NKA) dengan predikat sangat baik 93,18 serta capaian realisasi 98,95 persen dari pagu APBN TA 2021.

“Atas capaiannya tersebut, Perpusnas perlu dibantu dalam hal peningkatan anggaran. Karena ini sudah teruji artinya ini capaian realisasi 98,95 sudah diatas rata-rata nasional,” ujarnya. (des)***