Pendidikan Karakter Jangan Sekadar Teoritis

FOTO PENDIDIKAN APRIL 127
Ilustrasi, (Foto: eQuator.co.id).

ZONALITERASI.ID – Menyoroti pentingnya pendidikan karakter, bisa dirunut dari bagaimana lembaga pendidikan tinggi kependidikan (LPTK) menyiapkan guru-guru yang akan terjun mengajar di sekolah. Keberadaan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) begitu penting untuk menggodok calon-calon guru yang hendak menyebarluaskan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa.

Pakar pendidikan dari Jurusan PKn Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI), Prof. Dr. Sapriya, M.Ed., menyebutkan, pada era 1960-an jurusan yang kini bernama PKn bernama jurusan civic hukum. Berlanjut pada pada 1968, jurusan civic hukum berganti nama menjadi PKn dan pada 1968 bernama jurusan Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

“Setelah itu, jurusan PMP berubah menjadi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Kini PPKN kembali bernama jurusan PKN,” kata Sapriya kepada, Zonaliterasi.id, beberapa waktu lalu.

Menurut Sapriya, keberadaan jurusan PKn begitu penting untuk mengonkretkan tujuan diselenggarakannya pelajaran PKn kepada siswa. Guru, kata Sapriya, harus mengetahui bahwa tujuan PKn yaitu membina moral siswa agar menjadi warga negara yang baik dan cerdas.

“Di sinilah pentingnya posisi guru. Guru PKn harus melakukan pembinaan awal kepada siswa. Artinya, pendidikan yang ditanamkan kepada siswa harus dilakukan secara efektif. Sebab, melalui pendidikan yang dilakukan sejak dini, harapan agar bisa ditanamkannya pendidikan karakter bisa lebih optimal,” kata Sapriya.

Pakar pendidikan dari FPIPS UPI lainnya, Prof. Dr. Wanjat Kastolani, menuturkan, pendidikan karakter yang dilakukan secara intensif sejak dini akan lebih menyerap dalam diri anak.

“Cara itu akan menjadi acuan saat mereka dewasa,” ujar Wanjat, beberapa waktu lalu.

Sinergis

Sapriya mengungkapkan, pendidikan karakter jangan hanya dibebankan kepada sekolah. Kerja sama antara pemerintah, keluarga, dan sekolah harus dijalin secara erat.

“Pemerintah harus mengeluarkan UU yang mendukung berlangsungnya pendidikan karakter secara efektif. Kebijakan itu dikonkretkan melalui penyediaan SDM (sumber daya manusia) dan infrastruktur pembelajaran yang memadai. Selain itu lingkungan pun harus mendukung kondusifitas pendidikan karakter. Media misalnya, jangan menayangkan tontonan yang berdampak negatif terhadap pribadi anak,” papar Sapriya.

Pakar pendidikan dari Universitas Islam Nusantara (Uninus), Dr. Suhendra Yusuf, M.A., mengatakan, agar pendidikan karakter bisa efektif, yang harus lebih ditonjolkan yaitu aspek praktek.

“Yang namanya teoritis hanya bersifat hapalan dan teoritis. Sedangkan jika bersifat praktis, siswa diarahkan bagaimana berperilaku secara baik. Di sinilah pentingnya keteladanan dari berbagai pihak, baik dari orang tua, guru, pemerintah, maupun lingkungan. Dengan begitu anak akan memiliki model dalam berperilaku,” kata Suhendra. (des/haf/agp)***

Respon (177)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *