Rhenald Kasali Beri 13 Tips Parenting Agar Anak Miliki Mental yang Kuat

IMG 20240622 WA0007 scaled 1
Orang tua yang menerapkan pola asuh strawberry parenting mengakibatkan anak memiliki mental generasi strawberry. (Ilustrasi: Istimewa)

ZONALITERASI.ID – Orang tua yang menerapkan pola asuh strawberry parenting mengakibatkan anak memiliki mental generasi strawberry.

Contoh dari strawberry parenting di antaranya orang tua yang memberikan fasilitas yang berlebihan kepada anak-anaknya. Ada yang diberikan ajudan, asisten pribadi, driver, dan berbagai fasilitas mewah yang seharusnya belum didapatkan oleh anak-anak.

Orang tua bersifat permisif karena tidak mau repot dan ingin anaknya senang akhirnya orang tua memberikan apapun yang anaknya minta bahkan bila perlu dilebihkan.

Pola asuh seperti ini yang membentuk generasi strawberry dan akan berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak, baik secara mental maupun emosi.

Dikutip dari channel YouTube Rhenald Kasali, berikut ini 13 tips parenting yang harus dihindari oleh orang tua agar anak memiliki mental yang kuat.

1. Victim Mentality

Hidup merupakan bagian dari sebuah kompetisi, maka sebaiknya kita ajarkan kepada anak-anak untuk berani mengapresiasi orang lain yang berhasil.

Namun, kalau kita mengalami kegagalan jangan membangun sifat seolah-olah kita menjadi korban dengan mencari empati orang dan bercerita bahwa seharusnya kita yang menjadi pemenang dan kita dicurangi

2. Tidak Mengajarkan Rasa Bersalah

Ketika anak mengalami kegagalan dalam ujian, sebagai orang tua jangan kita kemudian menghalalkan segala cara untuk membantu mereka menuju keberhasilan.

Biarkan mereka merasakan perasaan bersalah agar mereka belajar dari kegagalan itu dan menemukan cara untuk membangun motivasi dalam diri mereka sendiri untuk mencapai keberhasilan.

3. Menjadikan Anak Pusat Perhatian

Memuji anak secara berlebihan hingga menyebut mereka Princess, man in the word, nona dan lain sebagainya sebaiknya dihindari oleh orang tua.

Gelar-gear seperti itu akan memberikan doktrin kepada anak sehingga merasa terbiasa dilayani. Sebagai orang tua lebih baik mengajarkan anak untuk terbiasa mengapresiasi dan melayani orang lain.

4. Menghindari Ketakutan

Anak-anak harus punya rasa takut, takut terhadap Tuhan, takut melakukan kejahatan, takut menyakiti orang lain, dan takut menghadapi hukuman.

Kemudian ajarkan caranya dengan sikap disiplin dengan persiapan. Ajarkan mereka memutuskan pilihan dan beritahu mereka realitas konsekuensinya.

Jangan menakut-nakuti anak dengan hal-hal mitos yang sebenarnya tidak memiliki kaitan dengan kondisi yang sedang terjadi.

5. Jangan Melayani Anak Seperti Bos

Memperlakukan anak seolah-olah mereka raja atau bos akan membangun mental yang buruk.

Libatkan anak dalam proses diskusi, sehingga anak tahu cara untuk membuat keputusan.

Misalkan ada rencana liburan keluarga ajaklah anak untuk ikut membuat keputusan kemana tujuan berlibur atau memilih penginapan.

Sehingga saat mereka mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasinya, itu adalah konsekuensi dari keputusan bersama.

6. Expecting Perfection

Orang tua sering kali memaksa anak untuk memiliki nilai yang sempurna di segala bidang dan mengharuskan anak menjadi juara kelas.

Maka saat ia tidak mendapatkan apa yang orang tuanya mau ia akan merasa takut dan kecewa sehingga menyalahkan dirinya sendiri.

Sebaiknya ajak anak mengenal dirinya untuk tahu potensi apa yang anak miliki dan apa yang anak inginkan.

Akankah anak cenderung tertarik belajar olah raga, seni, atau belajar matematika? Itu akan mengajarkan anak memiliki mental juara tanpa harus memaksakan diri untuk mencapai hal yang mereka kurang suka.

7. Membiarkan Anak Menghindari Tanggung Jawab

Orang tua sebaiknya melatih anak mempunyai tanggung jawab mulai dari hal kecil, seperti merapikan tempat tidurnya di pagi hari, mencuci piring bekas makannya sendiri dan menyelesaikan PR dari sekolah.

8. Mengambil Rasa Sakit

Anak-anak harus tahu bahwa ada yang namanya perasaan tersakiti, sedih, dan cemas.

Perasaan-perasaan itu adalah bagian dari hidup dan merupakan hal yang wajar untuk dirasakan.

Biarkan anak merasakan berbagai macam emosi, dengan begitu anak akan tumbuh dengan perasaan yang kuat dan tahu bagaimana cara menghadapi perubahan kondisi yang mendadak.

9. Membiarkan Anak Tidak Meregulasi Emosinya

Orang tua harus melatih anak untuk berani merasakan emosi dan memberi tahu mereka bagaimana cara yang tepat untuk mengekspresikan emosinya.

Menghibur anak saat merasa sedih atau kecewa boleh saja, tapi biarkan dulu mereka merasakan kesulitan saat menghadapi emosinya, sehingga anak tahu perasaan kecewa, sedih dll.

10. Mencegah Anak Berbuat Kesulitan

Banyak orang tua yang begitu tahu anaknya melakukan kesalahan, orang tua langsung maju menjadi tameng, membela dan berusaha menyelesaikan masalah anaknya.

Sehingga anak tidak terbiasa menghadapi tantangan dan masalah, akibatnya anak tumbuh menjadi pribadi yang manja dan bergantung kepada orang tuanya.

Melatih anak bagaimana caranya menghadapi kesulitan itu adalah hal yang baik, dengan membaca situasi dan kondisi.

Karena tidak selamanya anak hidup dengan orang tuanya, ada kalanya anak akan hidup jauh dari orang tua dan harus menghadapi masalah hidupnya sendiri.

11. Tidak Bisa Membedakan Antara Disiplin dan Punishment (Hukuman)

Disiplin adalah mengajarkan anak-anak mempunyai kesungguhan dan memegang aturan, sehingga mereka bisa mengambil tindakan saat menghadapi perubahan kondisi.

Sedangkan punishment artinya adalah tindakan yang dilakukan orang tua kepada anak untuk menyadarkan anak dari perilaku yang kurang tepat dan tidak pantas.

Seperti saat anak tidak mau mengerjakan tugas sekolah atau anak melempar sepatu saat pulang sekolah maka mereka akan mendapatkan sanksi atas perbuatannya itu.

12. Jalan Pintas

Mengajarkan anak sebuah proses adalah hal yang penting untuk membangu mental yang kokoh.

Banyak sekali kasus anak muda yang belum genap 25 tahun tapi sudah ingin financial freedom.

Mereka tidak mau hidup susah dan berjuang, mereka tidak mau menunda kenikmatan.

13. Mengutamakan Hasil daripada Nilai

Yang perlu orang tua ajarkan kepada anak-anak adalah pentingnya sebuah nilai. Misalkan anak kita tidak naik kelas atau tidak menjadi juara dalam suatu kompetisi maka tidak apa-apa.

Asalkan anak kita memiliki kejujuran dalam prosesnya, anak kita mempunyai integritas dalam berkompetisi.

Apalah artinya menjadi juara atau memiliki banyak prestasi tapi tidak bisa membangun kepercayaan dengan relasinya.

Melatih anak untuk bekerja keras dan belajar menjadi sosok yang bisa dipercaya akan jauh lebih baik ketimbang anak memiliki banyak prestasi tapi tumbuh menjadi anak yang kaku dan sombong.

Demikian 13 tips parenting yang harus dihindari oleh orang tua agar anak memiliki mental yang kuat.  Semoga informasi ini menambah wawasan Anda dalam mendidik anak. ***

Sumber: JawaPos.com