ZONALITERASI.ID – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar pengukuhan delapan guru besar pada Selasa-Rabu (8-9/6/2021).
Kegiatan yang berlangsung secara terbatas dengan mengikuti aturan dan ketentuan standar protokol kesehatan Covid-19 ini diselenggarakan di Gedung Achmad Sanusi UPI, Jalan Dr. Setiabudi 22 Bandung.
Pada hari pertama, Selasa (8/6/2021), dikukuhkan sebanyak empat guru besar. Yakni, Prof. Dr. Nugraha, SE., M.Si., CPA sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB), Prof. Dr. Hari Mulyadi, M.Si sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kewirausahaan FPEB, Prof. Dr. H. Amung Ma’Mun, M.Pd. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan dan Pengembangan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), dan Prof. Dr. Drs. Aceng Ruhendi Syaifullah, M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Forensik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS).
Pada pengukuhan guru besar yang disiarkan secara langsung melalui media informasi dan media sosial UPI ini, masing-masing guru besar memaparkan pemikirannya sesuai bidangnya masing-masing.
Prof. Nugraha menyampaikan pemikiran tentang Kajian Keperilakuan dalam Manajemen Keuangan serta Sumbangannya untuk Pendidikan Literasi Keuangan. Lalu, Prof. Hari Mulyadi memaparkan Pendidikan Kewirausahaan dan Digitalpreneur.
Sementara Prof. Amung Ma’Mun membahas Kebijakan dalam Pembangunan Olahraga Nasional. Adapun Prof. Aceng Ruhendi Syaifullah menyampaikan pemikiran tentang Jurus Linguistik Forensik dalam Mengawal Demokratisasi di Ruang Virtual.
Targetkan Lebihi Standar
Rektor UPI, Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., mengatakan, UPI menargetkan jumlah guru besar bisa melebihi standar yang diterapkan pusat yakni 10 persen dari total jumlah dosen. Saat ini, UPI memiliki sekitar 1.200 dosen yang tersebar di fakultas hingga sekolah pasca sarjana (SPs).
“Kalau menghitung 10 persen, saya kira sudah tercapai karena UPI sudah memiliki sekitar 124 guru besar. Tapi saya ingin UPI memiliki minimal 12 persen guru besar dari total jumlah dosen dan itu naik turun. Karena selain ada penambahan, juga ada pengurangan karena meninggal atau pensiun,” kata Prof. Solehudin, usai pengukuhan guru besar UPI sesi-1.
Ia mengungkapkan, dengan penganugerahan jabatan akademik tertinggi, para guru besar ini harus mampu menjadi leader sesuai dengan bidang keilmuan mereka. Para guru besar ini, lanjutnya, tidak lagi memikirkan dirinya sendiri tapi sudah harus memikirkan generasi masa depan.
“Jadi apa yang dilakukan tidak sebatas untuk pribadi, tapi untuk kalangan civitas akademika lain dan juga masyarakat secara umum. Riset-riset yang dilakukan pun bukan hanya untuk pengembangan diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi khalayak umum,” kata Rektor.
Pengukuhan Guru Besar Sesi Kedua
Sementara itu, pada Rabu (9/6/2021), akan digelar pengukuhan guru besar sesi kedua. Pada kegiatan yang juga diselenggarakan di Gedung Achmad Sanusi UPI ini, dikukuhkan empat guru besar. Yakni Prof. Dr. Enjang Akhmad Juanda, M.Pd., M.T. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Telekomunikasi Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan (FPTK), Prof. Dr. Edi Suryadi, M.Si sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi Pendidikan FPEB, Prof. Dr. Hj. B Lena Nuryanti Sastradinata M. Pd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi FPEB, dan Prof. Dr. Agus Taufiq, M.Pd. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Keempat guru besar yang akan dikukuhkan ini pun akan menyampaikan pemikirannya masing-masing. Prof. Enjang akan menyampaikan pemikiran tentang Pemanfataan Teknologi Telekomunikasi di Masyarakat: Status, Permasalahan dan Prospeknya.
Selanjutnya, Prof. Edi mengupas Model Komunikasi Dalam Praktek Pendidikan dan Prof. Lena Nuryanti Sastradinata menyampaikan pemikiran tentang Strategi Merubah Mindset dari Job Seekers Menjadi Job Creators untuk Membangun Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi Digital. Terakhir, Prof. Agus Taufiq memaparkan Profesi Bimbingan Konseling dan Supervisi Klinis. (des)***