ZONALITERASI.ID – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020, Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar bersama Penerbit Lingkaran Yogyakarta meluncurkan buku bertajuk “Literasi Demokrasi, Pilkada di Masa Pandemi”.
Buku antologi ini ditulis secara bersama-sama oleh 15 orang Penulis yang berasal dari Penyelenggara Pilkada serta para akademisi dan pemerhati kepemiluan.
Penyelenggara Pilkada yang turut memberikan kontribusi tulisan dalam buku ini adalah Agus Baroya (Ketua KPU Kabupaten Bandung), Yunike Puspita (Sekretariat KPU Kota Banjar), Imam Mustofa Kamal (Sekretariat KPU Kabupaten Pangandaran), Andri Supriyanto (Komisioner KPU Kabupaten Purbalingga), Maskup Asyadi (Ketua KPU Kabupaten Semarang), dan Wandyo Supriyatno (Komisioner KPU Kabupaten Klaten).
Sementara akademisi dan pemerhati kepemiluan yang turut terlibat menyampaikan gagasan dalam buku ini antara lain Arya Fernandes (Peneliti CSIS Jakarta), Asep Nurjaman (Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Malang), Linayati Lestari (Dosen FISIP Universitas Riau Kepulauan), dan Ivan Mahendrawanto (Pegiat Literasi Ruang Baca Komunitas).
Lalu, Siti Hadiyanti Dini Islamiati (Dosen IAI-N Laa Roiba Bogor), Wildhan Khalyubi (Mahasiswa Magister Ilmu Politik, Universitas Indonesia), Neni Alyani (Tim Riset Kemendagri), Sofian Munawar (Founder YRBK), serta Cecep Darmawan (Guru Besar Ilmu Politik UPI Bandung).
Dalam bagian pengantarnya, Cecep Darmawan, mengungkapkan, hadirnya buku “Literasi Demokrasi: Pilkada di Masa Pandemi” ini menjadi wujud nyata untuk menciptakan alternatif-alternatif pemikiran bagi perkembangan negara demokrasi Indonesia.
Menurutnya, buku ini penting sebagai wacana literasi demokrasi dan merupakan bentuk literasi kewargaan yang membawa diskursus intelektual sekaligus legasi bagi generasi muda.
“Buku ini memberikan deskripsi nyata terhadap kondisi dan problematika dari penyelenggaraan Pilkada di masa pandemi. Buku ini pun dapat menjadi alternatif pemikiran dan menambah khasanah pemikiran terkait penyelenggaraan Pilkada di masa pandemi. Banyak bahasan yang membutuhkan kontemplasi berfikir dan bernalar tingkat tinggi. Oleh karenanya saya rekomendasikan buku ini untuk dibaca, dicermati, dipahami, dan didiskusikan secara lebih lanjut dan mendalam,” ujar Cecep.
Tiba di 22 Kota
Sementara itu, Pendiri YRBK Kota Banjar, Sofian Munawar, yang menjadi inisiator penerbitan buku ini mengatakan, wacana dan dinamika publik saat ini harus didorong pada alternatif-alternatif solutif, inovatif secara kontributif agar seluruh tahapan Pilkada dapat berjalan di tengah situasi pandemi.
Menurut Sofian, dalam situasi seperti sekarang ini, KPU sebagai penyelenggara Pilkada harus memiliki ketegasan, selain integritas dan imparsialitas. KPU dan Bawaslu harus mampu menegakkan aturan main demokrasi dan sekaligus protokol kesehatan agar pelaksanaan Pilkada tidak membuka ruang bagi penularan dan penyebaran Covid-19.
“Dalam Pilkada Serentak 2020, protokol demokrasi dan protokol kesehatan harus dapat dijalankan berbarengan secara simultan. Pilkada sehat, kita semua selamat,” tambah Sofian.
Diketahui, buku “Literasi Demokrasi: Pilkada di Masa Pandemi” telah terkirim ke dua puluh dua kota, yaitu Batam, Palembang, Lampung, Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Sukabumi, Karawang, Bekasi, Majalengka, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Purbalingga, Kendal, Semarang, Klaten, Yogyakarta, Pontianak, Banjarmasin, dan Ternate. (dac)***