ZONALITERASI.ID – Bunga sesuatu yang indah dipandang. Dan, bila dicium, semerbak mewangi. Ratusan bahkan ribuan bunga tumbuh di Bumi Pertiwi. Mawar, melati, sedap malam, kamboja, dan sebagainya.
Banyak di antara bunga-bunga itu adalah tumbuhan bunga endemik yang hanya hidup di Indonesia, misalnya Anggrek Bulan, Anggrek Sendok, dan Anggrek Hartinah.
Bunga susah ditemui di tempat umum terkecuali di Taman Kota dan Kebun Raya Bogor. Oleh karena itu, harga bunga mahal.
Peluang yang terbentang luas ini, menjadi tantangan bagi Jajang Nugraha, petani bunga di Kampung Mekarwangi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Beberapa tahun terakhir, Jajang membudidayakan beragam bunga. Namun, kini ia hanya menggarap satu jenis bunga saja, bunga krisan.
“Berbarengan dengan datangnya pandemi Covid-19, pembeli bunga berkurang. Akibatnya, banyak petani bunga gulung tikar. Mereka lebih memilih menjadi petani sayuran. Namun, saya bertahan walapun hanya membudidayakan dan menjual satu jenis bunga saja,” kata Jajang, Sabtu (26/6/2021).
Ya, Jajang adalah pecinta bunga sejati. Ia tetap berjuang agar upayanya mengesksiskan bunga bisa langgeng. Namun, kendala ada di depan mata. Persoalan klasik berupa terbatasnya modal yang dimiliki Jajang jadi kendala tersendiri.
“Saya sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Selain bunga krisan, saya berencana akan pengembangan jenis bunga yang lainnya. Saat ini permintaan bunga mulai menggeliat. Sebagai petani bunga, saya harus merespons kenyataan itu dengan cepat,” ujar Jajang. (dody achadiyat)***