NEWS  

Ini Rahasia Bunderan Cibiru Bandung Tetap Bersih

FOTO NG 126
Bunderan Cibiru, gerbang masuk Kota Bandung di kawasan timur, (Foto: Twitter).

ZONALITERASI.ID – Pria ini bernama Wiwin Wiharma (48). Jika ingin mengetahui bagaimana suasana dini hari di Bunderan Cibiru Kota Bandung, tanyalah dia. Wiwin pasti tahu ikhwal Bunderan Cibiru jelang matahari terbit. Maklum, pria yang selalu menyunggingkan senyum saat berbincang ini sudah standby di kawasan Bunderan Cibiru sejak pukul 04.00 WIB.

“Ya, saya memang bekerja sebagai petugas lapangan di PD Kebersihan Kota Bandung. Saya bertugas membersihkan pinggir jalan dari tumpukan sampah dan rumput liar di kawasan Bunderan Cibiru. Saya bertanggung jawab membersihkan sampah, mulai batas Kota dengan Kabupaten Bandung di sebelah timur hingga POM Bensin di depan gerbang Kompleks Panyileukan. Biasanya saya bekerja hingga pukul 10.00 WIB,” ujar Wiwin, kepada Zonaliterasi.id, baru-baru ini.

Wiwin mengungkapkan, dia bekerja sebagai petugas kebersihan sejak 2001. Awalnya, dia bertugas di Pasar Ujung Berung. Namun, sejak awal 2017, wilayah kerjanya pindah ke kawasan Bunderan Cibiru.

Hampir 21 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan, dihadapi Wiwin dengan suka cita. Dia tidak mengeluh beratnya beban pekerjaan yang dihadapi.

“Saya hadapi ngaguluyur (mengalir) saja Kang. Semuanya sudah ada yang mengatur, Alloh SWT. Saya berupaya maksimal. Sekecil apapun sampah yang ada di pinggir jalan, saya bersihkan. Itu jadi tugas saya,” ungkapnya.

Dikatakannya, suka maupun duka datang saat dirinya menunaikan tugas mulia itu. Untuk rasa suka, lanjutnya, terkadang ada pengemudi mobil yang memberi simpati terhadap tugasnya. Simpati itu ditunjukkan dengan memberikan tips untuknya.

“Saya sebenarnya tidak mengharapkan tips itu. Saya bekerja ihlas. Namun, saya tetap mengucapkan terima kasih atas simpati yang ditunjukkan warga,” tutur pria yang mendapat honor sekitar Rp. 2 juta per bulan itu.

Soal rasa duka yang dia alami selama bekerja, lanjut Wiwin, salah satunya saat musim hujan datang. Kadang-kadang dia harus bekerja di tengah guyuran hujan. Kalaupun tidak turun hujan, langkahnya untuk membersihkan sampah tetap terhambat.

“Kalau hujan kan sampahnya jadi lengket. Tapi enggak apa-apa. Kan sebentar lagi juga datang musim kemarau,” tutur Wiwin santai.

Dia menambahkan, ke depan, diharapkan kesadaran warga terhadap pentingnya kebersihan terus meningkat. Sehingga, kebersihan kota yang diidam-idamkan warga bisa terwujud.

“Kalau Bandung bersih kan indah ya Kang,” imbuhnya. (dede suherlan)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *