ZONALITERASI.ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, mengatakan, investor nonmanufaktur di bidang teknologi akan diarahkan ke Kota Bandung.
“Akan datang aliran investasi yang pindah dari Tiongkok karena COVID-19. Peluang ini harus ditangkap oleh kita, khususnya yang sifatnya inovasi teknologi, Kota Bandung harusnya bisa menangkap (peluang investasi),” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Bandung dalam rangka HUT ke-210 Kota Bandung, di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (25/9/2020).
“Hari jadi Kota Bandung ke-210 pada 25 September ini, dijadikan momentum introspeksi dalam pelaksanaan agenda pembangunan, terutama upaya pemulihan ekonomi dan penanganan kesehatan akibat pandemi COVID-19,” tambah Emil.
Wali Kota Bandung periode 2013-2018 ini mengungkapkan, peluang ekonomi yang lainnya adalah center of exellence (pusat keunggulan) bidang kesehatan, khususnya di Kota Bandung.
Kata Emil, saat ini alat-alat perang melawan pandemi COVID-19 diproduksi di Kota Bandung, mulai dari ventilator, rapid test kit, reagen PCR, Alat Pelindung Diri, hingga menjadi lokasi uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 yang tengah berlangsung.
“Kota Bandung sebenarnya memiliki semua kapasitas untuk memproduksi alat-alat kesehatan yang selama ini terabaikan. Mari semangat (mendorong) industri-industri di Kota Bandung agar tidak mengandalkan (produk) dari daerah lain,” kata Emil.
Peluang selanjutnya, terang Emil, yakni menguatkan pariwisata lokal. Adapun di Jabar, sekitar 90 persen wisatawan yang datang adalah lokal. Untuk itu, pasca-COVID-19, Emil yakin ekonomi dari sektor pariwisata di Jabar, khususnya Kota Bandung, akan cepat pulih dibandingkan daerah lainnya.
“Ekonomi Kota Bandung harus punya cara lain agar pendapatan yang memang andalannya dari perhotelan, restoran, ekonomi kreatif bisa lebih baik dengan memanfaatkan pariwisata lokal,” tuturnya.
Ditambahkannya, terkait ekonomi pangan, pandemi COVID-19 menyadarkan semua pihak bahwa pangan adalah sektor yang mampu bertahan dari disrupsi. Untuk itu, ketahanan pangan menjadi sebuah kedaruratan yang harus diantisipasi.
“Program berkebun di rumah atau urban farming menjadi sebuah urgensi. Umumnya di Jabar kita akan mengonversi lahan-lahan menganggur (agar) menjadi ketahanan pangan yang berbasis 4.0,” cetusnya. (des)***