UPI Kukuhkan Tujuh Guru Besar, Rektor Targetkan Punya Profesor 15 % dari Keseluruhan Jumlah Dosen

1961013226 700x400 1
UPI mengukuhkan tujuh guru besar. Empat guru besar dikukuhkan pada Rabu (11/11/2020) dan tiga guru besar pada Kamis (12/11/2020), (Foto: Humas UPI).

ZONALITERASI.ID – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan tujuh guru besar. Empat guru besar dikukuhkan pada Rabu (11/11/2020) dan tiga guru besar pada Kamis (12/11/2020).

Keempat guru besar yang dikukuhkan pada Rabu ini yaitu Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA; Prof. Yayan Sanjaya, M.Si. Ph.D.; Prof. Dr. Topik Hidayat, M.Si.; dan Prof Dr. Nahadi, S.Pd., M.Si., M.Pd.

Adapun guru besar yang dikukuhkan pada Kamis besok yakni Prof. Dr. Yayan Nurbayan, M.Ag.; Prof. Dr. Kama Abdul Hakam, M.Pd.; dan Prof. Ade Gafar Abdullah, M.Si..

Rektor UPI yang juga dikukuhkan menjadi guru besar, Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA., mengatakan, saat ini jumlah guru besar UPI sebanyak 115 orang. Jumlah tersebut sekitar 11 persen dari total jumlah dosen UPI.

“Sebenarnya, angka tersebut sudah ideal. Namun, saya menargetkan ke depan jumlah guru besar UPI harus 15 persen (dari keseluruhan jumlah dosen UPI),” kata Solehuddin, kepada wartawan, seusai pengukuhan guru besar, di Gedung Achmad Sanusi, Jln. Dr. Setiabudhi, 229 Bandung.

Ia mengungkapkan, upaya yang akan dilakukan untuk mengejar target 15 persen guru besar tersebut di antaranya memfasilitasi percepatan dosen yang belum menempuh pendidikan doktor. Sebab, sebelum manjadi guru besar harus sudah lulus doktor.

“Salah satu kendala belum banyaknya guru besar adalah masih banyak dosen UPI yang belum doktor. Jumlah dosen yang sudah doktor baru sekitar 45 persen. Saya menargetkan harus 65 persen,” ujarnya.

Menurutnya, upaya untuk mempercepat banyaknya guru besar adalah mendorong agar dosen untuk melakukan riset. Selama ini minat melakukan riset sudah banyak, namun masih harus terus dibangun.

“Saat pandemi produktivitas riset memang tidak maksimal. Kalau pun ada, riset dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Mudah-mudahan Desember nanti vaksin sudah ada, sehingga riset bisa kita genjot kembali,” katanya.

Solehudin menambahkan, untuk perbandingan jumlah guru besar tiap jurusan, di fakultas atau program studi (prodi) yang sudah lama berdir, jumlah guru besarnya sudah ideal.

Sebaliknya, di prodi yang baru, juah guru besarnya masih kurang, bahkan ada yang belum mempunyai guru besar.

“Untuk itu, prioritas utama guru besar adalah di prodi yang baru berdiri, seperti Prodi Kelautan,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Guru Besar UPI, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. mengucapkan selamat kepada para guru besar yang dikukuhkan hari ini.

Karim menuturkan, para guru besar harus terus menyebarluaskan ilmu pengetahuan dalam bidang yang diamp, dan ‘mem-profess’ (menyampaikan pandangan, pendirian yang dimiliki) di luar universitas.

“Kalau saja saya pimpinan cabin crew sebuah pesawat, inilah saatnya saya ucapkan, welcome on board. Kiranya, Allah Swt memperkaya Bapak-bapak dengan ilmu, memuliakan dengan takwa,” terangnya.

“Keempat guru besar yang dikukuhkan hari ini, menyampaikan gagasan yang amat penting terkait bidang ilmu serta kontribusinya bagi kepentingan masyarakat dan bangsa,” sambung Karim. (des)***