ZONALITERASI.ID – Menjelang pemilihan rektor Universitas Pendidikan Indonesia masa bakti 2020-2025, yang akan ditetapkan 20 April mendatang, Majelis Wali Amanat (MWA) UPI menyelenggarakan rapat terbuka, di Auditorium FPEB UPI, Kamis(12/3/2020).
Dalam rapat yang diikuti seluruh perwakilan civitas akademika, mulai dekan fakultas, senat akademik, alumni, unit pekerja, hingga mahasiswa itu, Presiden BEM Rema UPI, Rexzi Adi Prabowo, mempermasalahkan tidak dilibatkannya perwakilan mahasiswa dalam MWA.
Rexzi menuturkan, keterlibatan mahasiswa menjadi unsur penting dalam mewujudkan masa depan UPI.
“Kita berbicara bagaimana caranya untuk menciptakan lulusan yang unggul, sumber daya yang unggul, pendidikan yang berkualitas. Tindak lanjutnya, nanti kan kami (mahasiswa) diberikan kesempatan dalam forum tersebut untuk menjadi anggota Majelis Wali Amanat,” katanya, dikutip Isolapos.com.
Dikatakannya, ketika mahasiswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi di forum MWA, tidak akan ada lagi tindakan aneh yang dilakukan mahasiwa.
“Ketika menjadi bagian dari MWA, mahasiswa setiap tahunnya menyampaikan aspirasi kepada rektorat untuk menjamin mahasiswa bisa mengenyam pendidikan tinggi di UPI,” terangnya.
Lanjut dia, keterlibatan mahasiswa dalam MWA juga akan menjadi jembatan antara kesenjangan Kampus Daerah (Kamda) selama ini. Menurutnya, masih ada pembeda antara kampus pusat dan kampus daerah.
“Ketika saya menjabat sebagai presiden BEM. Saya menerima banyak sekali keluh kesah dari mahasiswa Kamda. Mereka di lapangan masih merasa terdiskriminasi. Ada beberapa hak yang kami terima di Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jln. Setiabudhi Bandung, namun tidak dirasakan mahasiswa di kamda,” ungkapnya.
Dia menambahkan, dalam membangun UPI, peran pimpinan tidaklah cukup.
“Dibutuhkan suatu harmonisasi serta kolaborasi yang diwujudkan dengan peran nyata antara pimpinan unversitas, unsur-unsur MWA, serta dari mahasiswa, ” ujar Rexzi. ***