ZONALITERASI.ID – Innalillahi Wainnailahi Rojiun. Wartawan senior dan sastrawan Sunda, H. Usep Romli wafat, Rabu (8/7/2020) pagi.
Pada Rabu pagi, sekitar pukul 08.45 WIB, Usep Romli yang juga dikenal sebagai ustadz itu dikabarkan dirawat di Klinik Al Yamin, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. Namun, berselang satu jam kemudian, kabar duka datang dan menyebut Usep meninggal dunia.
“Innalillahi Pak Usep Romli meninggal dunia pukul 09.45 di Klinik Al Yamin Kecamatan Limbangan. Jenazahnya akan dibawa ke rumah duka di Kampung Kiaralawang, Limbangan,” ujar mantan Ketua PWI Garut, Aep Hendy, dikutip jurnalgarut.com.
Aep pun telah mengkonfirmasi kabar duka itu ke istri Usep Romli. Disebutkan jika Usep meninggal dunia saat menjalani perawatan.
“Kami sangat berduka dengan kabar meninggalnya almarhum. Apalagi almarhum banyak berjasa dan memberikan semangat kepada saya dan wartawan di Garut,” katanya.
Kabar meninggalnya Usep juga ramai dibagikan di media sosial, terutama mereka dari kalangan budayawan, kolumnis, dan sastrawan Sunda.
Hawe Setiawan, dosen Universitas Pasundan (Unpas) yang juga penulis sastra Sunda dalam unggaharannya di Twitter, mengatakan sangat terkejut atas meninggalnya Usep Romli.
“Pagi ini, ketika saya membuka WA, ada teks dari Anggi, keponakan saya di Ciamis, teman kuliah anak Kang Haji. ‘Mang, seja ngawartosan. Bapa Haji Usép Romli parantos ngantunkeun urang sadayana. Tadi tabuh 9.30 énjing-énjing di Limbangan. Abdi kénging wartos ti putrana,’” kata Hawe.
Profil Usep Romli
Usep Romli lahir di Limbangan pada 16 April 1949. Semasa hidupnya, Usep aktif sebagai wartawan. Terakhir, Usep menjabat Redaktur Pelaksana Tabloid Mingguan Hikmah (Group Pikiran Rakyat) dan Redaktur Harian Umum (HU) Pikiran Rakyat
Sebelum jadi wartawan, Usep merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS) dan menjadi guru SD di Limbangan. Meski menjadi guru, hasratnya untuk menulis tak terbendung.
Di sela menjadi guru, almarhum juga menjadi koresponden Mingguan Fusi (1972), Giwangkara (1972-1976), surat kabar Pelita (1977-1979), dan surat kabar Sipatahunan (1979-1980).
Saat dipindahkan ke Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat di Bandung, pria ulet yang pernah kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab IKIP Bandung (kini UPI) itu memilih keluar sebagai PNS dan bekerja sebagai wartawan di HU Pikiran Rakyat.
Sebagai wartawan Usep pernah dikirim ke Afghanistan untuk membuat laporan tentang perlawanan kaum mujahidin melawan pendudukan Soviet-Rusia, Palestina, dan Bosnia.
Sejak masih menimba ilmu di sekolah pendidikan guru (SPG), Usep sudah sering menulis sajak dan cerita pendek dalam bahasa Sunda dan dimuat dalam berbagai media.
Banyak karyanya yang telah dibukukan. Di antaranya Pahlawan-pahlawan Hutan Jati (1974), novel Bentang Pasantren (1983), Dongeng-dongeng Araheng (1993), Zionis Israel di Balik Serangan AS ke Irak (2003), dan kumpulan sajak Sanggeus Umur Tunggang Gunung (2009).
Sejumlah penghargaan pernah diraih Usep Romli. Penghargaan itu antara lain Hadiah Sastra Mangle (1977), Hadiah Sastra Lembaga Basa jeung Sastra Sunda 1995 untuk puisi, Hadiah Sastra LBSS 2001 untuk esai, Hadiah Sastra LBSS 2004 untuk esai, Hadiah Sastra LBSS 2007 untuk cerpen, Hadiah Sastra Rancage 2010 untuk kumpulan sajak Sanggeus Umur Tunggang Gunung, dan Hadiah Sastra Rancage 2011 untuk jasanya kepada dunia sastra Sunda. (des)***