Sikapi New Normal Covid-19, Unpad Siapkan Skenario Tatanan Baru Kegiatan Kampus

FOTO UNPAD 32
Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, (Foto: Unpad.ac.id).

ZONALITERASI.ID – Universitas Padjadjaran (Unpad) menyiapkan skenario tatanan baru penyelenggaraan kegiatan kampus. Langkah itu ditempuh menyikapi tatanan normal baru (new normal) pandemi Covid-19 di Indonesia.

“Skenario disiapkan agar penyelenggaraan kegiatan kampus dan keberlanjutan layanan pendidikan tetap produktif, berkinerja, dan kesehatan warga Unpad tetap terjaga,” kata Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti, saat Sosialisasi Tatanan Pandemi Covid-19 dan Arah Kebijakan Unpad, di hadapan dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Hukum Unpad melalui aplikasi Zoom, Jumat (5/6/2020).

Rina menjelaskan, skenario tatanan baru penyelenggaraan kegiatan kampus mengacu pada sejumlah aspek. Pertama, Unpad tetap berkomitmen mengurangi penyebaran Covid-19 dengan berpedoman pada protokol kesehatan yang ditetapkan Gugus Tugas Covid-19 nasional maupun Satuan Tugas Covid-19 Unpad.

Aspek selanjutnya dari tatanan baru kegiatan kampus, sebut Rina, adalah tetap menganut fleksibilitas dalam pengelolaan kegiatan akademik.

Meski terkendala pandemi, interaksi Unpad harus tetap aktif dengan jejaring nasional maupun internasional. Interaksi dilakukan secara virtual, sehingga reputasi Unpad di tingkat internasional tetap terjaga.

“Layanan pendidikan tetap menggunakan sistem daring dengan tetap memenuhi standar kualitas. Pembelajaran daring di Unpad didorong untuk tidak monoton dan tetap mencapai standar/capaian pembelajaran yang ditetapkan kurikulum di tiap program studi,” ujarnya.

“Untuk aspek riset, Unpad tetap fokus melakukan riset yang untuk menghasilkan inovasi dan kebaruan ilmu pengetahuan untuk perbaikan kualitas kesehatan dan kehidupan masyarakat. Kolaborasi dengan pihak eksternal dan memanfaatkan metode daring tetap dilakukan,” tambah Rina.

Tiga Tahapan

Menurut Rina, ada tiga tahapan dalam mewujudkan tatanan normal baru di tingkat Unpad. Tahap pertama adalah masa Disrupsi Tanggap Covid-19 (Level C) dari Maret hingga Juli 2020. Pada tahap ini, Unpad menutup sebagian besar aktivitas di kampus dan mengganti metode pembelajaran dengan menggunakan daring.

Selanjutnya, Unpad mulai bersiap masuk ke tahap Rekonstruksi Tatanan Kampus yang Baru (Level B) mulai Semester Ganjil 2020/2021. Pada level ini, jika kondisi pandemi tidak memburuk, akses kampus dibuka terbatas dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Laboratorium riset kembali diaktifkan. Pendidikan profesi dan pascasarjana akan dibuka terbatas dengan konsep perkuliahan menggunakan kombinasi antara tatap muka dan daring.

“Pada level B kita melatih perubahan perilaku, perubahan cara, dan sikap produktif tetapi tetap aman dan sehat. Jika ada kelonggaran kembali, maka tahap selanjutnya adalah menuju Tatanan Kampus yang Baru (Level C). Kampus sepenuhnya dibuka. Sivitas akademika kembali ke kampus dengan protokol kesehatan yang ketat dan perilaku normal baru. Layanan pendidikan tetap menggunakan metode kombinasi (blended learning),” kata Rina.

Protokol Kesehatan

Ketua Tim Satgas Covid-19 Unpad Dr.med. Setiawan, dr., menjelaskan, protokol kesehatan dasar yang harus diterapkan sivitas akademika dan tenaga kependidikan Unpad saat menjalani tatanan baru di antaranya mencuci tangan, membersihkan tempat kerja atau tempat belajar dengan disinfektan sebelum dan sesudah beraktivitas, memakai masker, menghindari kerumuman, memperhatikan ventilasi, serta mengurangi durasi kontak langsung sembari menjaga jarak aman minimal 2 meter.

“Agar warga Unpad tetap aman dan sehat selama beraktivitas di kampus, Satgas Covid Unpad sudah menyiapkan dua aplikasi yang bisa dimanfaatkan. Aplikasi pertama adalah pelatihan/crash course singkat bersertifikat untuk memantau literasi warga Unpad terhadap pandemi Covid-19,” terangnya.

Dikatakannya, aplikasi yang masih dalam tahap pengembangan ini rencananya akan menjadi sarana warga Unpad untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19. Platformnya akan memanfaatkan aplikasi E-learnning di Unpad.“Kita ingin masyarakat kampus punya literasi yang baik,” kata Setiawan.

“Selanjutnya adalah aplikasi Amari Response System, aplikasi ini bertujuan untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19 di lingkungan kampus. Melalui aplikasi ini, ada pemantauan secara berkala yang akan dilakukan terkait kondisi kesehatan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan,” imbuhnya.***