ZONALITERASI.ID – Sebanyak 40.852 atau 81,34% siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat (KBB) melaksanakan pembelajaran dengan moda daring (dalam jaringan). Adapun siswa yang melangsungkan pembelajaran dengan moda luring (luar jaringan) sebanyak 7.619 siswa atau 18,66%.
Data itu diperoleh dari survei terhadap 103 SMP di KBB yang diselenggarakan Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan (Disdik) KBB mulai 31 Mei sampai 14 Juni 2020. Survei yang dilakukan untuk mengetahui implementasi PJJ saat fase kebijakan pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) ini menggunakan moda daring melalui google form dengan alamat URL https://bit.ly/PemantauanLAporan1.
“Dari sebanyak 188 sekolah (60.913 siswa) jenjang SMP di Kabupaten Bandung Barat, yang melakukan pengisian survei sebanyak 103 sekolah. Dengan demikian, sebanyak 54,78% sekolah telah melakukan pengisian survei. Dari 103 pengisi survei terdapat 56 SMP negeri atau 54,39% dan 47 SMP swasta atau 36,15%,” kata Kabid Pendidikan SMP Disdik KBB, Dadang A. Sapardan, Senin (22/6/2020).
“Survei dilakukan Bidang Pendidikan SMP untuk mendapat data rill terkait dengan pelaksanaan PJJ (pembelajaran jarak jauh) yang selama beberapa bulan ini dilaksanakan oleh setiap sekolah. Data yang di-in put oleh sekolah akan dijadikan feedback untuk penetapan kebijakan lanjutan terkait dengan implementasi PJJ jenjang SMP di KBB,” tambah Dadang.
Dipaparkannya, dilihat dari representasi kecamatan di KBB yang berjumlah 16 kecamatan, seluruh kecamatan terwakili oleh setiap sekolah yang mengisi survei.
Rincian sekolah dari 16 kecamatan yang meng-in put data survei yakni, Kecamatan Batujajar sebanyak 5 dari 7 sekolah atau 71,41%, Cihampelas (4 dari 10 sekolah/40,00%), Cikalongwetan (7 dari 14 sekolah atau 50,00%), Cililin (6 dari 13 sekolah/46,15%), Cipatat (6 dari 11 sekolah/54,54%), dan Cipeundeuy (5 dari 9 sekolah/55,55%).
Selanjutnya, Cipongkor (4 dari 11 sekolah/36,36%), Cisarua (1 dari 5 sekolah/20,00%), Gununghalu (6 dari 12 sekolah/50,00%), Lembang sebanyak 22 dari 25 sekolah/88,00%, Ngamprah (9 dari 17 sekolah/52,94%), Padalarang (11 dari 18 sekolah/61,11%, Parongpong (7 dari 12 sekolah/58,33%), Rongga (2 dari 10 sekolah/20,00%), Saguling (3 dari 4 sekolah/75,00%, dan Kecamatan Sindangkerta sebanyak 5 dari 10 sekolah atau 50,00%.
Dadang menjelaskan, dari data survei yang dilakukan, penyampaian materi kepada siswa dalam pelaksanaan PJJ dengan moda daring, dilakukan oleh para guru dengan memanfaatkan aplikasi yang banyak disajikan pada internet.
“Beberapa aplikasi yang dimanfaatkan oleh para guru untuk dapat membelajarkan siswa, yaitu: google form, quizziz, quipper school, zoom meeting, webec meet, video pembelajaran, dan whatsapp,” terangnya.
Ditambahkan Dadang, untuk penyampaian materi dalam pelaksanaan dengan moda luring dilakukan dengan beberapa upaya, yaitu meminta bantuan guru yang rumahnya dekat dengan siswa, orang tua siswa mengambil tugas untuk anaknya ke sekolah, dan kurir menyampaikan materi kepada siswa.
“Selain itu untuk moda luring ini dilakukan melalui, memanfaatkan buku paket untuk penugasan, menyampaikan materi melalui temannya yang memiliki android dengan lokasi rumah berdekatan, menyampaikan melalui jasa pengiriman paket, serta membuat kelompok belajar yang di antaranya ada siswa pemilik android,” ujar Dadang. (des)***