ZONALITERASI.ID – Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengingatkan Kemendikbudristek untuk memfasilitasi sekolah-sekolah yang tidak memilih melaksanakan Kurikulum Prototipe pada 2022.
“Kemendikbudristek harus berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk mengantisipasi terjadinya kesenjangan antara sekolah yang melaksanakan dan sekolah yang tidak melaksanakan Kurikulum Prototipe. Itu untuk menyelesaikan berbagai isu yang mungkin timbul,” ujar Huda, dalam siaran pers, Minggu (26/12/2021).
Huda mengungkapkan, pihaknya mendukung opsi Kurikulum Prototipe yang diluncurkan Kemendikbudristek. Terlebih, di era disrupsi yang terjadi begitu cepat karena pandemi Covid-19.
“Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang padat konten. Sehingga, tidak memberikan ruang untuk menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki para peserta didik,” ujarnya.
“Dengan perubahan/disrupsi yang sangat cepat terutama adanya pandemi Covid-19, sangat tidak mungkin bertahan dengan konsep pembelajaran yang padat konten sehingga tidak memberikan ruang menumbuhkan potensi peserta didik. Kurikulum Prototipe mengedepankan penyederhanaan materi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru kepada para peserta didik,” sambungnya.
Selanjutnya ia mengatakan, kurikulum prototipe bersifat pilihan dan tidak diwajibkan secara nasional.
“Kurikulum Prototipe ini bersifat pilihan dan tidak diwajibkan secara nasional sehingga sekolah diberikan kebebasan sehingga menjadi bagian dari Merdeka Belajar,” kata Huda.
Sementara Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikri Anas, menuturkan, pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran pada peserta didik. Kurikulum Prototipe menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
“Kurikulum Prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” ujar Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudrsitek, Zulfikri Anas.
Ia menyatakan, kurikulum tersebut telah diimplementasikan di Sekolah Penggerak dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) sejak tahun 2020.
“Kurikulum Prototipe juga disebut sebagai kurikulum dengan paradigma baru,” tuturnya. (haf)***