ZONALITERASI.ID – Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Muhammad Syarif Bando, mengatakan, Perpusnas akan mengangkat tema besar pada tahun 2022, yaitu Perpusnas Goes Digital 2022: To Build Digital Library Ecosystem.
“Jika pustakawan tidak mampu memainkan perannya dalam penyediaan konten dan mengelola teknologi informasi sebagai medianya maka tidak akan ada artinya meskipun ke depan paradigma tentang perpustakaan berubah,” kata Syarif Bando, dilansir dari laman Perpusnas RI, Rabu (29/12/2021).
Menurutnya, Perpusnas memiliki tugas untuk membuat mapping kebutuhan yang ada. Dengan begitu, akan terlihat mana yang menjadi prioritas.
“Ini adalah langkah awal untuk memastikan arah perjalanan digital Perpusnas sudah berada pada track-nya. Namun, masih diperlukan penyempurnaan dan peningkatan dari apa yang belum ada,” ujarnya.
Sementara Dosen Utama STIK-PTIK Lemdiklat Polri, M Arsal Sahban, menuturkan, paradigma baru tentang perpustakaan yang menjangkau masyarakat harus fokus kepada tiga hal, yakni antarmuka yang mudah untuk digunakan, referensi ilmu pengetahuan yang lengkap, dan kecepatan akses. Apabila ketiga hal tersebut diwujudkan, maka visi presiden terkait SDM Unggul dapat segera tercipta.
“Perpustakaan digital yang bisa dijangkau oleh masyarakat di mana pun berada memerlukan tiga hal tersebut yang berfokus kepada kebutuhan penggunanya. Apapun harus dilakukan untuk mencerdaskan bangsa,” ujar Arsal.
Pemeriksa Forensik Utama Puslabfor Bareskrim Polri, Muhammad Nuh Al-Azhar, mendeskripsikan Perpusnas di zaman digital layaknya sebuah mobil. Pada prinsipnya mobil terdiri dari dua komponen utama, mesin dan body. Mesin di Perpusnas digambarkan sebagai desain manajemen informasi, sedangkan bodinya adalah platform digital yang dimiliki.
“Jadi tidak hanya cepat tapi juga cantik dari sisi body, sehingga mau tidak mau mindset-nya harus diubah. Karena sebagus apapun konten yang kita buat kalau tidak bisa menjangkau masyarakat, percuma,” kata Nuh. ***