Anak Ini Raih Gelar Doktor dalam Usia 17 Tahun, Begini Cara Mendidik Sang Ibunda

Sosok Dorothy Jean Tillman Gadis 17 Tahun yang Raih Gelar Doktor Jadi Mahasiswi di Usia 10 Tahun
Dorothy Jean dari Amerika Serikat berhasil mendapatkan gelar doktor pada usia 17 tahun. (Foto: ABC News/Tribunnews)

ZONALITERASI.ID – Luar biasa. Dorothy Jean dari Amerika Serikat berhasil mendapatkan gelar doktor pada usia 17 tahun. Pertanyaannya, bagaimana cara mendidik ibunda dari Dorothy Jean agar sang anak punya keinginan belajar sejak kecil?

Dikutip dari CNBC, ibunda dari Jean, Jimalita Tillman, mengungkapkan, sudah mengetahui bahwa putrinya berbakat sejak usia sangat muda. Jean menempuh pendidikan di rumah atau homeschooling sejak usia 7 tahun. Lalu mengambil kursus tingkat sekolah menengah setahun kemudian dan memperoleh diploma perguruan tinggi pertamanya pada usia 10 tahun.

“Anak saya meraih gelar sarjana pada usia 12 tahun dan gelar master di bidang ilmu lingkungan dua tahun kemudian. Keduanya secara daring. Tahun lalu, pada usia 17 tahun, anak saya memperoleh gelar doktor dari Arizona State University,” kata Jimalita.

Kini, saat Jean berusia 18 tahun, ia mempertimbangkan rencana masa depannya sambil menjalankan Dorothy Jeanius STEAM Leadership Institute, sebuah organisasi yang diluncurkan pada tahun 2020 untuk program pendidikan bagi pemuda kulit hitam di Chicago.

Ya, sebagai orang tua tunggal, Tillman menerapkan beberapa aturan pengasuhan yang yang menurutnya turut membantu mengembangkan bakat alami sang putri.

Berikut tips dari Tillman tentang cara mendidik agar anak punya keinginan belajar.

1. Sepakati ekspektasi yang jelas

Tillman merekomendasikan untuk membuat ‘kontrak ekspektasi’ dengan anak. Di dalam kontrak ini, orang tua dan anak sama-sama sepakat tentang apa yang diharapkan dari mereka, mulai dari pekerjaan sekolah hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Selain itu, bisa juga dibuat kesepakatan lain seperti menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum menonton televisi, atau hanya berpartisipasi dalam klub tambahan sepulang sekolah jika mereka mampu mempertahankan nilai bagus.

“Orang tua harus sangat jelas dan ringkas. Tidak bisa bersikap blak-blakan saat berhadapan dengan anak-anak, terutama pada mereka yang berbakat,” kata Tillman.

Menurut penelitian di jurnal Children, anak-anak yang berbakat membutuhkan ekspektasi yang jelas dan akuntabilitas saat mereka tidak memenuhi ekspektasi tersebut.

Para ahli mengatakan berikan mereka kesempatan untuk bersuara dalam menyusun pedoman tersebut. Ini membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi diri, yang keduanya merupakan kunci keberhasilan jangka panjang.

“Semakin orang tua memercayai anak-anak untuk melakukan sesuatu sendiri, semakin berdaya mereka nantinya,” ungkap pakar pengasuhan anak, Esther Wojcicki.

2. Ajarkan dan berikan contoh tentang tanggung jawab

Dalam hal tanggung jawab, Tillman mengungkapkan, orang tua dapat menjadi guru terbaik. Tunjukkan kepada anak-anak cara menuntut diri sendiri dan mampu menyelesaikan hal-hal yang perlu diselesaikan.

Misalnya seperti sesederhana meminta maaf kepada anak ketika terlambat menjemput atau kehilangan kesabaran karena sesuatu yang sepele.

“Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dilakukan orang lain, jadi penting bagi orang tua untuk menyadari pelajaran yang dipelajari anak-anak dari mereka,” ungkap psikolog Cindy Graham dikutip dari Huffington Post.

3. Tanamkan kepercayaan diri

Apa pun sumber optimismenya, pandangan positif yang dapat dipelajari anak-anak dari orang tua dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

Baik orang tua maupun anak-anak membutuhkan kepercayaan diri saat menghadapi rintangan hidup yang tak terelakkan.

4. Hindari perbandingan yang tidak adil

Jangan gunakan prestasi orang lain untuk memotivasi anak-anak agar berhasil. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri.

Perbandingan yang terus-menerus justru rentan menjadi bumerang karena membuat anak-anak merasa rendah diri.

Tillman dengan tegas menuturkan, dirinya menghindari membandingkan prestasi Jean dengan orang lain. Ia pun bersikeras bahwa orang tua lain tidak boleh membandingkan anak-anak mereka dengan putrinya.

“Jangan berkata, ‘Kamu harus seperti ini. Lihat apa yang dilakukan anak ini,’. Membandingkan sangat buruk bagi harga diri dan kepercayaan diri anak. Bagaimana anak bisa menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri nantinya?,” pesan Tillman.

5. Membangun rasa percaya diri dan keinginan untuk belajar

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang mata pelajaran, jika diberi kesempatan untuk mengajarkannya kepada orang lain.

Bagi Tillman, itu berarti menunjukkan minat yang jelas pada mata pelajaran yang membuat putrinya bersemangat. Ia mengajukan banyak pertanyaan dan memberi Jean kesempatan untuk menjelaskan konsep yang sedang dipelajarinya.

“Apa pun mata pelajaran yang diminatinya, saya akan tertarik dan mengizinkannya mengajari saya. Saya yakin ini dapat membangun rasa percaya diri dan hal-hal yang diketahuinya. Hal ini kemudian membuatnya ingin belajar lebih banyak,” ujar Tillman.

Dikutip dari CNN, meskipun telah mencapai banyak hal di usianya, Jean memberi tahu orang-orang bahwa yang terpenting adalah memiliki keluarga yang mendukung di sekelilingnya.

“Kerja sama dan dukungan sekitar membuat mimpi saya menjadi kenyataan,” ujar Jean.

Itulah tips cara mendidik dari Tillman saat mendidik putrinya, Jean, agar memiliki keinginan belajar. Semoga tips ini bisa diterapkan kepada putra dan putri Anda. (des)***

Sumber: HaiBunda.com