ZONALITERASI.ID – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Ristek, Prof. Nizam, mengatakan, di tengah semakin tingginya angka warga yang tertular virus Covid-19, pihaknya belum bisa memastikan apakah kuliah tatap muka bisa berlangsung pada Agustus 2021, sebagaimana rencana awal.
“(Kuliah tatap muka, Red) masih maju mundur,” kata Prof. Nizam, dikutip Jawa Pos, Kamis (1/7/2021).
Guru besar UGM Yogyakarta berharap proses vaksinasi Covid-19 bisa berjalan maksimal. Khususnya vaksinasi untuk para dosen, guru, atau tenaga kependidikan lainnya. Dengan vaksinasi yang maksimal, potensi penularan Covid-19 bisa ditekan serendah mungkin.
“Pada intinya kampus disiagakan untuk bisa menjalankan perkuliahan dengan moda hybrid. Yaitu gabungan antara tatap muka dengan PJJ (pendidikan jarak jauh). Sambil menunggu perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air,” ujarnya.
Diketahui, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan per Rabu (30/6/2021), kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 21.807 orang. Angka ini kembali menjadi rekor terbaru tambahan kasus di Indonesia.
Rekor tertinggi harian terjadi pada 27 Juni 2021 sebanyak 21.342 orang. Namun, pada Rabu kemarin kenaikan kasus lebih tinggi daripada tiga hari lalu. Dari tambahan kasus tersebut, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2.178.272 orang.
Sementara itu, yang sembuh hari ini bertambah 10.807 orang sehingga totalnya menjadi 1.880.413 orang.
Selanjutnya, angka kematian juga mencatatkan rekor terbaru sampai 467 orang, sehingga totalnya mencapai 58.491 orang. Adapun, tambahan kasus tersebut diambil dari 142.731.
68,3% Mahasiswa Ingin Kuliah Tatap Muka
Sementara itu, sebelumnya Universitas Padjajaran (Unpad) memutuskan untuk membuka perkuliahan pada Agustus mendatang. Hal ini merespons hasil survei yang dilakukan Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad sebanyak 68,3% mahasiswa ingin kuliah tatap muka.
Menurut Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti, kuliah tatap muka akan dilakukan dengan metode hybrid. Melalui metode itu, sebagian melaksanakan tatap muka dan sebagian sisanya melaksanakan secara online secara bersamaan.
“Kita sedang menyongsong masa depan, digitalisasi di mana-mana. Dalam rangka mengadopsi teknologi informasi, maka Unpad masa depan akan diselenggarakan dengan cara hybrid,” kata Prof. Rina, awal Juni lalu.
Prof. Rina mengungkapkan, pihaknya telah melaksanakan pembelajaran via daring secara optimal. Namun, mahasiswa masih merasa ada kapasitas yang tidak bisa disalurkan bila hanya melalui online saja.
Untuk itu, Unpad memutuskan keputusan membuka kuliah tatap muka terbatas pada semester ganjil 2021/2022 atau pada bulan Agustus mendatang. Hal ini juga dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Mahasiswa yang boleh menjalani kuliah tatap muka terbatas adalah yang memiliki kriteria kondisi tubuh sehat, dan memiliki izin dari orang tua. Selain itu, mata kuliah yang dijalani adalah yang tak bisa ditinggalkan. Kalau lainnya bisa dilakukan daring, maka daring saja,” ujarnya. (des)***