Oleh Mudjie Hartono
PADA umumnya orang tua kurang peduli atau tidak mengerti saat anaknya mengalami kesulitan dalam belajar. Saat hasil akhir tidak sesuai dengan yang diharapkan, orang tua sering kali menyalahkan anaknya yang dianggap tidak mampu menguasai materi belajarnya.
Selain faktor internal yaitu si anak itu sendiri, banyak aspek lain penyebab hasil akhir yang tidak sesuai dengan harapan yaitu faktor eksternal. Misalnya cara pembelajaran, lingkungan belajar, guru, dan mungkin juga kurikulumnya.
Untuk itu harus diteliti faktor mana yang menjadi sebab hasil akhir yang tidak sesuai dengan harapan tersebut.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi di mana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
Menurut ahli pedidikan, Dimyati Mahmud (2006: 23), belajar adalah perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Dari pengertian di atas ada dua faktor dalam kesulitan belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal anak yaitu keadaan-keadaan yang muncul dari dalam anak sendiri. Faktor intern anak meliputi gangguan atau kurangnya kemampuan psiko fisik anak yaitu:
a) Bersifat kognitif yaitu rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi anak;
b) Bersifat afektif yaitu labilnya emosi dan sikap anak;
c) Bersifat psikomotor yaitu adanya gangguan pada indra penglihat dan pendengar;
d) Kurangnya motivasi belajar atau malas belajar.
2) Faktor eksternal anak, yakni hal-hal yang datang dari luar diri anak. Faktor eksternal anak meliputi segala situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak.
Faktor-faktor lingkungan meliputi:
a) Lingkungan keluarga: situasi yang tidak harmonis antara ayah dan ibunya, keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu;
b) Ruang belajar yang tidak kondusif: tidak rapi, situasinya berisik;
c) Lingkungan tempat tingal: wilayah perkampungan kumuh, padat penduduk, teman sepermainannya yang tidak baik;
d) Lingkungan sekolah: letak sekolah dekat pasar atau keramaian yang lainnya, kondisi guru dan alat-alat pendukung belajar yang memadai.
Sebagai orang tua yang baik dan bertanggung jawab dengan mengetahui faktor yang menjadi hambatan dalam belajar anaknya tentu harus berupaya mengurangi atau mencegah timbul hambatan-hambatan di atas.
1) Faktor internal:
a) Orang tua mengupayakan mencari sekolah yang sesuai dengan kemampuan intelegensi anaknya misalnya sekolah yang siswa-siswinya berkebutuhan khusus;
b) Memberikan arahan tentang tujuan belajar dan melatih kesabaran dalam proses belajar anak;
c) Memberikan alat bantu pendengaran, kacamata, dan fasilitas pendukung lainnya;
d) Memberikan waktu diskusi antara orang tua dan anak serta memberi motivasi.
2) Faktor eksternal:
a. Orang tua harus segera mencairkan hubungannya agar harmonis, mengupayakan perbaikan ekonomi;
b) Mengupayakan ruang belajar anak yang nyaman dan rapi;
c) Idealnya pindah rumah ke daerah yang nyaman seandainya belum bisa mengupayakan menjadi lebih baik, mengarahkan anak agar berteman dengan yang baik;
d) Memilihkan sekolah yang jauh dari keramaian, yang dibimbing oleh guru berkompetensi serta sarana prasarana belajar yang baik.
Setelah berusaha maksimal sesuai kemampuan kita, sebagai orang tua terus melakukan pengawasan, diskusi tentang perkembangannya dengan anak, serta selalu berdoa agar anak melalui proses belajar dengan baik. Insya Allah akan menghasilkan anak yang berhasil dalam belajarnya.***
Penulis menuntut ilmu di Prodi BK IKIP Siliwangi.