ZONALITERASI.ID – Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Pusat, Prof. M. Budi Djatmiko, mengkritisi perguruan tinggi negeri (PTN) yang jor-joran menerima mahasiswa baru. Kondisi tersebut membuat perguruan tinggi swasta (PTS) semakin sulit untuk urusan pengelolaan keuangan.
Diketahui, total ada tiga jalur seleksi masuk di PTN, yaitu SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri
“Operasional PTN selama ini sudah ditanggung negara. Karena itu, PTN tidak perlu mencari uang lagi dengan menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. Bahkan, PTN sampai menggelar seleksi mandiri untuk menerima mahasiswa baru,” kata Prof. Budi dalam diskusi ‘Seleksi Ujian Mandiri PTN buat Gaduh Penerimaan Mahasiswa Baru PTS’, di Jakarta, Kamis (12/8/2021).
“Seleksi di PTN sejatinya cukup melalui saringan SNMPTN dan SBMPTN saja. PTN jangan genit mencari duit seperti PTS. PTN jangan cari duit melalui penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri,” sambungnya.
Prof. Budi mengatakan, PTN tidak seharusnya mati-matian menerima mahasiswa baru sebanyak-banyaknya. Sebaliknya, PTN seharusnya lebih fokus mengejar status sebagai perguruan tinggi kelas dunia.
Lalu, PTN juga harus kreatif membuka program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sehingga bisa menjalankan fungsinya untuk menyelesaikan problem bangsa Indonesia.
“Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan akan membatasi kuota mahasiswa baru di PTN. Dengan begitu, PTN tidak berorientasi mengejar kuantitas mahasiswa, tetapi lebih ke kualitas pembelajarannya. Sayangnya, sampai sekarang keinginan itu belum terlaksana,” terangnya.
Ia menambahkan, negara tidak perlu repot-repot menyediakan anggaran besar untuk membantu PTS. Dengan membatasi penerimaan mahasiswa baru di PTN saja, PTS sudah sangat bersyukur. Sebab, jumlah mahasiswa baru di PTS bisa bertambah banyak. Kemudian, operasional PTS bisa hidup dengan sehat serta kualitas pembelajarannya semakin baik.
“Di lapangan memang banyak PTS yang memiliki mahasiswa sangat banyak. PTS seperti ini umumnya dalam kondisi sehat. Tetapi, mayoritas PTS memiliki jumlah mahasiswa sedikit. Kondisi kampus-kampus swasta yang memiliki mahasiswa kurang dari seribu orang sangat memprihatinkan,” imbuh Prof. Budi.
Pada kesempatan sama, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Prof. Nizam, mengatakan, setiap PTN tentu memiliki kapasitas masing-masing. Sehingga PTN tidak bisa menerima mahasiswa baru terlalu banyak sampai melebihi kapasitasnya.
“Saat ini terjadi tren penurunan jumlah mahasiswa baru. Data 2020, terjadi tren penurunan mahasiswa baru, baik itu di PTN maupun PTS. Untuk tahun ini, datanya belum final,” ujarnya.
Ia menuturkan, pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah mahasiswa baru.
“Mahasiswa baru di PTS mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada periode 2017 sampai 2019. Kemudian menurun pada 2020,” kata Prof. Nizam. (des)***