Oleh Mudji Hartono
SELAIN seorang ibu yang mengurus dan merawat anak dalam tumbuh kembangnya, peran seorang ayah sangat penting (terlebih) bagi perkembangan karakter anak.
Kedekatan bisa dimulai saat anak dalam kandungan dengan sering megusap usap perut si ibu. Hal ini tanpa disadari menimbulkan hubungan emosional yang baik bagi anak di kemudian hari.
Pascakelahiran saat seorang ibu sedang dalam masa pemulihan, ayah harus berperan lebih aktif dalam mengurus dan menjalin kedekatan emosi dengan anak. Ayah harus memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu dan bayinya dengan memeluk, menggendong, dan menatap bayi sebagai sumber kenyaman dan kebahagiaan.
Ayah juga memberikan stimulasi fisik yang lebih banyak dibandingkan ibu yang sedang dalam pemulihan. Hal ini akan mendorong perkembangan otak anak yang sehat. Bayi yang mendapatkan cukup kasih sayang dari kedua orang tuanya, akan tumbuh menjadi individu yang bahagia dan sukses.
Saat anak pada masa balita seorang ayah harus rajin memberikan rangsangan dengan mengajak bercanda dan bermain, bernyanyi, menirukan suara-suara yang ada di alam untuk melatih suaranya.
Pada fase ini, ayah berperan sebagai pemandu yang dapat membantu anak menjelajahi keingintahuannya dengan tetap memberikan batasan yang sesuai dengan perkembangannya. Stimulasi dari interaksi ayah lebih menekankan pada eksplorasi analitis dan kritis, dengan begitu perkembangan otak anak lebih berkembang sejak dini.
Anak yang mendapat pengasuhan dari seorang ayah dalam tumbuh kembangnya sehari-hari cenderung memiliki rata-rata nilai IQ lebih tinggi dan akan menjadi seseorang yang lebih baik secara sosial dan akademis.
Pada masa sekolah ayah diperlukan untuk mendorong anak agar lebih mandiri dan percaya diri serta memberi contoh perilaku yang baik pada anak. Salah satu karakter penting yang dipelajari anak dari ayahnya adalah menghormati orang lain.
Fase ini anak mulai mengamati perilaku sang ayah, anak akan belajar nilai-nilai moral dan sosial. Anak cenderung akan meniru perilaku ayahnya.
Perlu diingat pepatah buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Pepatah ini memberikan gambaran perilaku anak tidak akan jauh dari orang tuanya. Oleh karenanya ayah harus bisa menjadi idola dalam hal kebaikan pada tahapan ini.
Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ayah untuk membentuk karakter baik pada anak:
1) Membuat anak percaya diri
Dengan menunjukkan rasa kasih sayang pada anak akan menanamkan nilai pada diri anak bahwa dia merupakan seseorang yang berharga. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya. Rasa percaya diri ini bisa membuat menghargai dan mencintai dirinya sendiri.
Karakter positif ini bisa membuat anak dapat bersosialisasi lebih baik dengan orang lain di sekitarnya. Rasa percaya diri juga membuat mereka lebih yakin dan sigap dalam menyelesaikan tugas dan tantangan baru.
2) Menjaga kesehatan mental anak
Peran ayah dalam pertumbuhan anak bisa membuatnya terhindar dari gangguan mental di masa mendatang. Anak yang memiliki ikatan kuat dengan ayahnya, lebih mahir dalam mengendalikan stres ketika ia beranjak dewasa, dari pada anak yang kurang baik hubungannya dengan ayah.
3) Melatih emosi anak
Dengan memberikan contoh saat ayah menghadapi beberapa hal atau keasaan dengan sikap yang tenang dan baik. Perhatian ayah membuat anak memiliki kondisi emosional yang stabil, merasa aman, dan berani mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Pentingnya peran, fungsi, dan kehadiran ayah dalam keluarga yang mempengaruhi karakter dalam kehidupan anak menjadikan seorang ayah tidak tergantikan oleh siapapun.***
Penulis menuntut ilmu di Prodi BK IKIP Siliwangi.