ZONALITERASI.ID – Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Workshop Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut (PKM-TL) Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Shakti, Kamis, 20 November 2025. Kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya memperkuat kapasitas dan kompetensi kepemimpinan mahasiswa.
Dalan workshop ini hadir dua narasumber, Shihabudin Ahmad, S.Ag., M.A., (Peneliti Asisten Koordinator Jabar SMRC) yang menyampaikan materi Etika dan Moralitas Kepemimpinan di Era Kompetisi Global dan Pijar Maulid, S.Ag., M.Sos. (Pegiat Literasi dan Pengelola Perpustakaan Jabar) yang membahas Manajemen Program dan Kegiatan: Evidence Based Organizational Management. Workshop dipandu oleh Undang Syaripudin, M.Kom., Ph.D. (Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi) dan Drs. Idad Suhada, M.Pd. (Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan).
Sebanyak 140 peserta mengikuti kegiatan ini yang terdiri dari Organisasi Kemahasiswaan (DEMA-U, SEMA-U, DEMA-F, SEMA-F, HMJ, UKM, UKK).
Workshop resmi dibuka oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Husnul Qodim, M.A., didampingi oleh Kepala Biro A2KK, Dr. H. Cecep Khairul Anwar, M.Ag., Ketua Tim Kerja Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, H. Wawan Gunawan, S.Ag., M.M.
Dalam laporannya, Kepala Biro A2KK, Cecep Khairul Anwar, mengatakan, workshop ini diharapkan mampu melahirkan kepemimpinan yang berdampak langsung pada penguatan kemahasiswaan.
“Sejatinya kegiatan ini dapat mengasah strategic thinking dan problem solving dalam memimpin, sekaligus memperkuat kapasitas emosional kita ketika dipercaya menjadi seorang pemimpin,” ujarnya.
Cecep menjelaskan, kepemimpinan di UIN Bandung tidak dapat dilepaskan dari brand keislaman yang menjadi identitas kampus. “Karena itu, setiap pemimpin kelak akan diminta pertanggungjawaban atas amanah yang diembannya. Saya berpesan agar seluruh peserta menjaga kebersamaan dan bekerja secara visioner demi menciptakan kampus yang bermanfaat dan membawa rahmatan lil ‘alamin,” jelasnya.
Dalam sambutannya, oleh Wakil Rektor III, Prof. Husnul Qodim, menegaskan kehadiran majelis ilmu seperti ini tercatat sebagai amal kebaikan dan membawa keberkahan.
“Saya mewakili Pak Rektor mengucapkan terima kasih kepada adik-adik yang hadir hari ini. Apresiasi saya sampaikan kepada Pak Karo A2KK dan Ketua Tim Kemahasiswaan. Pelatihan kepemimpinan ini sangat penting sebagai pengingat bagi kita semua agar siap belajar, siap menghadapi masa depan, dan siap berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
“Dalam ajaran Islam, amanah adalah prinsip utama kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak hanya dituntut menguasai teori, tetapi harus memiliki soft skills yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman untuk meningkatkan strategic thinking dan problem solving,” sambung Prof. Husnul.
Prof. Husnul menguraikan kriteria kepemimpinan yang kuat dalam perspektif Islam: amanah terhadap visi dan tujuan bersama, memegang teguh nilai-nilai kelembagaan, dan berpegang pada prinsip ketaatan terhadap aturan.
“Pelatihan manajerial, termasuk pengelolaan administrasi dan SPJ, menjadi bagian penting untuk memastikan pemimpin tidak hanya berilmu, tetapi harus berpengalaman dalam memimpin organisasi,” ucapnya.
“Rasulullah SAW memberikan contoh keteladanan dalam kaderisasi, seperti ketika menunjuk Usamah bin Zaid sebagai pemimpin pasukan pada usia muda meskipun saat itu hadir tokoh-tokoh besar seperti Umar bin Khattab. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan juga memberi ruang bagi yang muda untuk bertumbuh, melatih diri, dan mengasah kemampuan,” tambah Prof. Husnul.
Guru Besar Fakultas Ushuluddin ini berharap workshop dapat meningkatkan kualitas diri peserta, membangun rasa percaya diri, memaksimalkan potensi kepemimpinan.
“Nabi Muhammad SAW berpesan tentang memanfaatkan masa muda sebelum datang masa tua, memanfaatkan waktu luang sebelum kesibukan, dan menjadikan setiap kesempatan sebagai jalan kontribusi. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat. Bermanfaat bagi kampus, bangsa, negara, dan bagi kemaslahatan umat,” bebernya.
Sementara narasumber Shihabudin Ahmad (Peneliti Asisten Koordinator Jabar SMRC), menuturkan, kepemimpinan mahasiswa memiliki kekhasan tersendiri karena melekat tanggung jawab moral.
Ia mengisahkan pengalamannya saat menjadi Ketua HMJ Aqidah dan Filsafat, ketika tugas administratif mulai dari pengelolaan data sampai pelaporan, sering menyita waktu hingga mengabaikan dimensi moral kepemimpinan.
“Kepemimpinan yang memberikan dampak positif kepada masyarakat kini justru menghadapi masalah: kapan aspek moral dan intelektual menjadi prioritas?” ujarnya.
Peneliti ini mempertanyakan praktik di kampus yang seharusnya menjadi pusat pertarungan gagasan intelektual, namun realitasnya seringkali menentukan kepemimpinan berdasarkan elektabilitas semata.
“Jika kepemimpinan hanya direbut lewat pertimbangan elektoral, di mana posisi moralitas dan intelektualitas? Kepemimpinan ideal kian tergerus dan mari kita renungkan bersama,” tuturnya.
Narasumber lainnya Pijar Maulid (Pegiat Literasi dan Pengelola Perpustakaan Jabar), menguraikan pentingnya Evidence-based Management (EBMgt) dalam kepemimpinan dan pengelolaan organisasi mahasiswa. Evidence-based management adalah pendekatan pengambilan keputusan yang mengutamakan penggunaan data, fakta, dan bukti terverifikasi.
“Ini berbeda dengan manajemen berbasis asumsi. Pendekatan ini memastikan keputusan organisasi dibuat berdasarkan informasi objektif sehingga meminimalkan risiko kesalahan dan meningkatkan kualitas program,” tuturnya.
Menurutnya, pendekatan ini mencakup empat sumber bukti utama: data internal organisasi, hasil riset atau studi ilmiah, pengalaman profesional, dan masukan dari pemangku kepentingan.
“Integrasi keempat sumber ini membantu organisasi menilai masalah secara komprehensif dan merancang program yang lebih efektif dan relevan,” ungkapnya.
Pegiat literasi sekaligus organisatoris ini mengingatkan bahwa kepemimpinan mahasiswa saat ini sering menghadapi sejumlah kendala teknis, mulai dari transfer pengetahuan, koordinasi, semangat kolektif, hingga tantangan dalam membangun kepercayaan internal.
“Karena itu, penting melahirkan pilihan taktis dan strategis yang sesuai kebutuhan organisasi, berbasis riset, serta melibatkan partisipasi anggota,” pungkasnya.
Workshop yang dihadiri oleh para Wakil Dekan III ini menjadi bagian dari komitmen UIN Bandung untuk menyiapkan mahasiswa yang unggul, adaptif, dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman. Melalui pelatihan tingkat lanjut ini, peserta diharapkan mampu mengembangkan keterampilan strategis, berpikir kritis, serta karakter kepemimpinan yang berintegritas. (des)***





