Begini Cara Mengatasi Anak Kecanduan Main Game

GetPaidStock.com 61b1b69a835c7 e1639036666647
Untuk mencegah kecanduan game atau gawai pada anak, orang tua disarankan untuk menjalin komunikasi yang intensif dengan putra dan putrinya, (Foto: Mahasiswaindonesia.id).

ZONALITERASI.ID Untuk mencegah kecanduan main game atau gawai pada anak, orang tua disarankan untuk menjalin komunikasi yang intensif dengan putra dan putrinya. Langkah itu akan membuat anak sadar dan memiliki manajemen diri dalam penggunaan gadget yang tepat

“Perlu dialog intens dengan anak, apa yang mereka dapatkan saat main game? Adakah pengaruh positif dan negatif yang dirasakan mereka pada tubuhnya dan kehidupannya?” kata Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, dilansir dari Antara, Rabu, 5 Juli 2023.

“Nah dialog-dialog serta kesepakatan ini yang akan menciptakan kesadaran dan manajemen diri dalam penggunaan gadget yang tepat,” sambungnya.

Novi mengungkapkan, gawai dan game saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya anak-anak. Namun demikian, diperlukan batasan-batasan terkait durasi penggunaan, pemilihan konten, maupun jenis-jenis permainan yang tepat untuk anak-anak.

“Hal ini bertujuan agar kehidupan anak-anak dapat seimbang, antara kegiatan sosial dan juga bermain gim. Orang tua juga disarankan untuk melatih anak agar bertanggung jawab pada kegiatannya sehari-hari,” ujarnya.

Selanjutnya Novi menuturkan, bermain game di gawai bisa memunculkan hormon kebahagiaan, antara lain yaitu Dopamine, Oksitosin, Serotonin, hingga Endorphin. Secara umum, hormon-hormon tersebut memunculkan perasaan bahagia dan senang setelah melakukan aktivitas tertentu, khususnya gim.

“Hormon kebahagiaan ini menyebabkan tubuh seseorang secara alami menjadi ingin bermain game secara terus-menerus,” ucapnya.

Dia menambahkan, anak yang terlampau lama bermain game berpotensi mengalami kecanduan.

Candu akibat game di gawai ini apabila tidak disadari atau ditangani dengan serius, maka dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental, yakni kurangnya kemampuan bersosialisasi, stres, kelelahan kronis, apatisme, hingga rendahnya motivasi untuk melakukan hal lain.

Selain itu, kesehatan fisik anak-anak pada masa pertumbuhan juga akan terganggu karena kurang gerak, sakit mata, hingga keluhan sakit di persendian.

“Hormon kebahagiaan saat bermain game dapat dimunculkan oleh kegiatan lain. Yang terpenting adalah membangun kesadaran diri dan manajemen diri,” tandas Novi. (des)***