Belajar Salah

Ilustrasi Foto Tribunnews.com . 1
Ilustrasi, (Foto: Tribunnews.com).

Oleh Suheryana

SEBUAH draft surat masuk. Untuk penyempurnaan di sana sini dicoret-coret, ditambah catatan, diperbaiki tanda baca, kata dan kalimat, dikembalikan kepada pembuat draft. Selanjutnya, ada beberapa kemungkinan, draft kembali setelah perbaikan tanpa dilampiri draft awal, draft kembali setelah perbaikan dengan lampiran draft awal, atau draft tidak pernah kembali. Menghilang begitu saja.

Staf yang dengan cermat mencoba memperbaiki draft ada dua kemungkinan juga, memperbaiki secara mekanis tanpa berpikir atau memperbaiki dengan mencoba memahami “kekurangan” dan kesalahan. Sehingga pada proses pengajuan draft-draft surat selanjutnya ada yang mengulangi kesalahan yang sama dan yang terhindar dari proses pengulangan kesalahan.

Sesungguhnya begitulah dalam kehidupan. Kalau ingin meraih kemajuan dan keberhasilan maka jangan takut berbuat walaupun salah dan senantiasa belajar dari kesalahan. Kalau selalu takut salah maka kita tidak akan berbuat apapun dan bersembunyi dalam lindungan kerangka kenyamanan. Tidak berani berbuat karena takut salah.

TETAPI jangan juga aktif berbuat dengan semangat juang tinggi tapi tidak pernah mempelajari langkah-langkah yang salah. Seorang motivator profesional atau pendakwah tersohor sering mengilustrasikan dengan anak yang belajar berjalan. Walaupun jatuh berkali-kali, akan bangkit berkali-kali sehingga pada akhirnya bisa berjalan.

Kegagalan, kesalahan, jatuh berkali-kali tidak membuatnya kapok dan berdiam diri. TETAPI dijadikan bahan untuk belajar dan bangkit kembali. Kehidupan memang terkadang lebih enak dinikmati sebagai permainan.***

Suheryana terlahir di desa tetapi cita-citanya aneh. Ingin menjadi penulis, penyair atau novelis. Setelah sepuluh tahun mengabdi sebagai PNS di Timor Timur, sekarang tinggal di Pangandaran melanjutkan kariernya sebagai PNS.