ZONALITERASI.ID – Pembelajaran tatap muka (PTM) 100% jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat baru terlaksana 40 persen.
“Dari total 678 SD di Bandung Barat, baru 40 persen yang saat ini melakukan PTM 100%. Sekolah yang belum melaksanakan PTM masih berkonsentrasi pada program vaksinasi Covid-19,” kata Kepala Bidang Pembinaan SD, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat, Dadang A. Sapardan, di Ngamprah, Selasa, 11 Januari 2022.
Dadang menuturkan, PTM yang dimulai pada Senin, 10 Januari 2022 berjalan lancar, sesuai protokol kesehatan.
“Alhamdulillah hari pertama PTM 100 persen yang dimulai kemarin berjalan lancar. Semua menerapkan protokol kesehatan ketat,” sebutnya.
Merurutnya, tak dipungkiri, semua unsur pendidikan, baik siswa maupun guru harus kembali beradaptasi dengan baik jika ingin melakukan PTM 100%.
“Memerlukan waktu mengubah kebiasaan mengikuti PJJ (pembelajaran jarak jauh) yang dilakukan dua tahun terakhir. Selama dua tahun ini, pembelajaran tidak optimal, karena cenderung satu arah,” ujarnya.
Delapan Fakta Negatif
Dadang menyebutkan, berdasarkan eksplorasi Tim Kejar Mutu Direktorat SD Kemendikbudristek terhadap fenomena pembelajaran yang berlangsung pada jenjang SD di Bandung Barat, pada tahun 2021, ada delapan fakta negatif yang harus mendapat penanganan serius dari para pemangku kepentingan.
Delapan permasalahan tersebut yaitu hilangnya motivasi belajar dan kurangnya siswa mengenal lingkungan sekolah, ketidakmampuan siswa membaca, berkurangnya kedisiplinan siswa, belum terbentuknya karakter siswa, dan participation lost dari guru.
Lalu, kurangnya rasa kepedulian akan kebersihan dan kerapihan, kurangnya fasilitas pembelajaran jarak jauh, serta pendidikan parenting untuk orang tua yang tidak tersentuh dengan baik.
Dadang menambahkan, terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri pada akhir Desember 2021, menjadi solusi mengatasi ketimpangan kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini.
SKB 4 Menteri memberi ruang gerak yang luas terkait PTM 100% di tengah pandemi Covid-19.
“Semoga saja dengan digelarnya PTM 100%, aktivitas KBM bisa kembali efektif seperti pada sebelum pademi Covid-19. Melalui PTM terbangun komunikasi antara siswa dan guru secara langsung,” pungkas Dadang. (des)***