Catatan Seorang Guru dari Australia, Tersesat di Labirin Adelaide

Oleh K. Endrasmara

istockphoto 694332496 612x612 1
Adelaide, Australia, (Foto: Istockphoto.com).

PADA Oktober 2013 kebetulan saya berada di antara 48 orang guru Jawa Barat yang beruntung bisa mengikuti program pertukaran guru Jabar-Adelaide Australia Selatan.

Bersama rekan guru dari Kuningan Pak Wawan Saeful Anwar tinggal di rumah keluarga host family Mr. Dean John, di daerah Happy Valley,daerah pinggiran Adelaide.

Tiap hari kami pergi ke gedung ADC, semacam Dinas Pendidikan di Jawa Barat, guna mengikuti pelatihan.

Setelah diantar ke terminal Old Reynella dengan mobil oleh istri Mr. Dean, kami segera naik metrobis no 27F sesuai dengan petunjuk dari host family (HF). Di depan rundle mall kami turun untuk berganti kendaraan, yaitu tram, yang melayani semua penumpang secara gratis.

Pada hari pertama pelatihan kami mengalami masalah ketika hendak pulang ke Happy Valley. Tak satu pun kami melihat metrobis no 27 F.

Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti arus manusia yang tampaknya begitu tergesa-gesa berjalan menyusuri trotoar jalan.

Pada saat itu saya benar- benar merindukan polisi, yang barangkali bisa dimintai tolong memberi tahu di mana bisa menemukan metrobis 27F. Sayang sekali tak seorang pun polisi tampak di situ.

Ketika kami berpapasan dengan seorang pria yang sebaya dengan saya Timbul niat saya untuk bertanya padanya, ”Excuse me,” ujar saya seramah mungkin.

Di luar dugaan orang itu langsung mengibas-ngibaskan tangannya seperti sedang berusaha mengusir saya, “Busy … busy!” Katanya dengan ketus.

Akhirnya saya sadar bahwa pria itu tak mau diganggu. Sambil berjalan kembali saya sempat merenung. Jauh sekali bedanya sikap orang tersebut dengan orang di kampung saya. Di kampung, jika ada orang tersesat dan bertanya alamat pasti akan ditunjukkan malah mungkin diantar sampai tujuan. ***

K. Endrasmara, guru SDN 1 Bojonggedang, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.