Cegah Penularan Covid-19, Fakultas Kedokteran Unjani Gagas Pendampingan bagi UMKM

Sosialisasi Pendampingan Pencegahan Penularan Covid 19.mp4 snapshot 00.55.32.534 1140x445 1
FK Unjani menyelenggarakan webinar pengabdian masyarakat (pengmas) dengan tema “Sosialisasi dan Pendampingan Pencegahan Penularan Covid-19 – Di Kalangan UMKM untuk Meningkatkan Kepercayaan Konsumen di Kota Cimahi”, Rabu (22/9/2021), (Foto: Humas Unjani).

ZONALITERASI.ID – Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK Unjani) menyelenggarakan webinar pengabdian masyarakat (pengmas) dengan tema “Sosialisasi dan Pendampingan Pencegahan Penularan Covid-19 – Di Kalangan UMKM untuk Meningkatkan Kepercayaan Konsumen di Kota Cimahi”.

Acara yang berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting Rabu (22/9/2021) lalu itu, diisi oleh tiga narasumber yang berbeda profesi, yang dipandu moderator Dr. Harun Heri Trismiyanto, S.E., M.M., (dosen FK Unjani).

Dekan FK Unjani, Dr. dr. Sutrisno, S.H. M.A.R.S., M.H.Kes., yang hadir secara virtual, saat menyampaikan sambutan mengungkapkan, keberadaan FK Unjani harus dirasakan manfaatnya di tengah masyarakat, khususnya di kota Cimahi.

“Sebagai wujud kepedulian pada situasi bencana pandemi Covid-19, FK beberapa kali sudah memberikan pelatihan-pelatihan ataupun sosialisasi bidang kesehatan di instansi di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi dan instansi lainnya antara lain Polres Cimahi dan salah satu puskesmas serta perhimpunan/pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Cimahi,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, sesuai konsentrasinya dalam bidang kedaruratan medik dan bencana, FK juga telah memberikan pelatihan-pelatihan penanganan/pertolongan bagi korban bencana jika terjadi bencana bagi masyarakat dilingkungan Kota Cimahi dan sekitarnya agar merasa aman, sejahtera dan terbebas dari bencana.

Melalui webinar kali ini Sutrisno berharap sejalan dengan melandainya pandemi covid-19, masyarakat/konsumen yang melakukan aktivitas berbelanja kebutuhan primer dan skunder, jajan dan lain-lain, merasa aman karena pelaku usahanya (UMKM) mendapat sosialisasi dan pendampingan tentang bagaimana berjualan/memasarkan produk yang baik sesuai prokes di tengah pandemi Civid-19, khususnya di masa PPKM.

“Semoga ini memberikan manfaat untuk semua masyarakat,” ujar Sutrisno.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unjani, Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si., mengatakan, sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh tiap fakultas, khususnya FK Unjani. Apalagi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

“Kami dari universitas sangat mendukung sekali semua kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh fakultas–fakulas khususnya oleh Fakultas Kedokteran. Fakultas yang menjadi fakultas unggulan yang ada di Universitas Jenderal Achmad Yani dan menjadi ujung tombak bagi Universitas Jenderal Achmad Yani”, kata Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat , Dr. Hj. Ineu Purwadewi Sundari, S.Sos., M.M. yang hadir secara live virtual, menuturkan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran di mana masyarakat dan kita semua harus berpikir untuk terus bangkit.

“DPRD memiliki bagian untuk dapat berkolaborasi dengan kampus, masyarakat, UMKM, industri dalam rangka pecegahan Covid-19 untuk meningkatkan perekonomian, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat,” terangnya.

Pemateri webinar, dr. Ali Taufan, MH.Kes. (Dosen FK Unjani) yang mengupas tuntas “corona virus”, menyebutkan, Corona Virus (Covid-19) termasuk ke dalam keluarga besar yang biasanya menginfeksi hewan, namun saat ini berevolusi dan telah menjangkit manusia. Beberapa cara penularan virus dan bakteri, di antaranya kontak langsung dengan orang atau binatang yang terinfeksi, kontak tak langsung dengan menghirup udara atau terkena cairan orang yang terinfeksi, dan bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi.

Ali mengungkapkan, berdasarkan penelitian di Amerika, penggunaan masker dobel, masker medis di lapisan dalam, masker kain di lapisan luar, sangat membantu dalam menangkal virus-virus dengan varian baru.

“Saya mengingatkan agar masyarakat melakukan vaksinasi. Dengan melakukan vaksinasi, maka akan membantu sistem kekebalan tubuh, melawan inveksi secara efisien dengan mengaktifkan respon tubuh terhadap penyakit tertentu,” tandasnya.

Praktisi usaha online, Rizki Desaina Losalia (Tokopedia) dalam paparannya menyampaikan, di masa pandemi saat ini kebutuhan belanja online meningkat.

Survey Nextren mendata bahwa 143 juta penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet, dan 83% masyarakat ke toko offline untuk melihat barang yang kemudian membelinya secara online, serta 70% masyarakat sering berbelanja secara online daripada offline.

“Selain itu, apabila kita ingin menjual produk ada beberapa tipsnya yakni, membuat halaman produk yang menarik, pakai foto produk yang menarik, menuliskan deskripsi produk yang detail, dan memberikan harga produk yang kompetitif. Adapun langkah untuk memberikan pelayanan yang baik seperti cepat membalas pesan, cepat memproses pesanan, kemasan yang dibuat menarik dan aman, menanggapi komplain pembeli dengan sabar, dan komunikasi ramah dengan pembeli,” paparnya.

Narasumber webinar ke 3, Asep Maryadi (Ketua Kadin Kota Cimahi), yang juga pelaku usaha yang turut terdampak akibat pandemo Covid-19, mengajak sharing pengalaman.

“Bahwa benar Covid-19 sangat berdampak kepada perdagangan dan perekonomian, sehingga omset yang dimiliki oleh beliau turun drastis sekitar 85%,” ucap Asep.

Sebagai pelaku usaha yang terdampak, membuat Asep memutar balik pemikiran untuk lebih kreatif, agar tetap mendapatkan bagian insentif. Sehingga melakukan investasi yang berkontribusi kepada kebutuhan dimasa pandemi, seperti usaha pembuatan masker, hijab ataupun usaha lainnya.

Perjalanan usaha seseorang, tambahnya, tidak memiliki batas. Namun, kita juga harus memiliki izin terhadap usaha yang akan dikembangkan. Dengan adanya izin, maka orang lain akan mempercayai usaha kita.

“Selain perizinan, kita memerlukan testimoni dari pelanggan karena 80% masyarakat sebelum melakukan pembelian terhadap produk akan melihat terlebih dahulu testimoninya. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, kita tidak dapat menghindarinya. Namun kita perlu mengubah pola pikir dan tata cara bekerja yang kita lakukan,” ujarnya. (des)***