ZONALITERASI.ID – Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, M.S., baru lulus S1 setelah menjadi Guru Besar. Ya, sosok yang satu ini baru disyahkan untuk menyandang gelar sarjana Jurusan Hukum, setelah menjadi wisudawan pada Wisuda Universitas Terbuka (UT) Bogor, Selasa, 19 November 2024.
Prof. Surjono Hadi Sutjahjo merupakan Guru Besar di bidang Genetik dan Pemuliaan Tanaman. Ia dikenal berdedikasi dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan di IPB serta berkomitmen mendalami isu lingkungan yang sangat relevan dengan tantangan zaman.
“Proses belajar tidak berhenti di titik tertentu dalam kehidupan, melainkan berlangsung terus-menerus seiring dengan perjalanan hidup. Ruh dari konsep ini adalah keinginan untuk selalu bertumbuh, berkembang, dan memperkaya diri melalui pengetahuan dan pengalaman baru, tanpa terhalang oleh usia, situasi, atau status,” ujar Prof. Surjono, dilansir dari laman Universitas Terbuka, Sabtu, 30 November 2024.
Prof. Surjono bukan hanya seorang akademisi dan peneliti di IPB, ia juga penulis modul di UT dengan fokus pada topik lingkungan. Melalui modul-modul yang ia tulis, Prof. Surjono turut mendorong mahasiswa UT untuk memahami dan peduli pada isu-isu keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam, dengan harapan mencetak generasi yang berwawasan luas dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Bagi Prof. Surjono, belajar tanpa batas usia. Karena itu, ia melanjutkan pendidikan S1 di jurusan yang berbeda, yaitu Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP).
“Belajar bukan hanya tentang memperoleh jawaban, tetapi juga tentang menyusun pemahaman yang semakin kaya dan mendalam. Ini adalah refleksi dari kesadaran bahwa ilmu tidak pernah habis untuk digali. Setiap pengetahuan yang kita dapatkan adalah modal untuk terus berkarya dan memberi dampak bagi diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.
Prof. Surjono menunjukkan bahwa belajar tidak mengenal batas usia dan profesi. Perjalanan akademiknya membuktikan, seorang ilmuwan sekaligus akademisi tetap bisa menjadi mahasiswa. Ia mendalami bidang-bidang baru yang dapat memperluas wawasan dan kontribusinya.
Ia membuktikan bahwa pengetahuan adalah jalan tanpa akhir yang selalu bisa dijalani siapa saja yang memiliki keberanian untuk mencoba.
“Pada akhirnya, belajar sepanjang hayat adalah panggilan untuk menjalani kehidupan yang berdaya guna, yang selalu terbuka pada pengetahuan dan kebenaran baru, siap berkontribusi secara positif di setiap tahap kehidupan. Ini adalah perjalanan menuju versi terbaik dari diri kita, terus berkembang dengan semangat dan ketulusan tanpa akhir,” pungkas Prof Surjono. (des)***