Corona dan bank BJB

FOTO ARTIKEL 10
Ketua PB PGRI, Dudung Nurullah Koswara, (Foto: Dok. Pribadi).

Oleh Dudung Nurullah Koswara

SAYA dan istri saya adalah dua pribadi yang sangat setia. Jujur, disiplin, dan tak pernah bohong. Tak pernah bohong dan setia pada bank BJB.

Kami berdua seia sekata selalu setor pada bank BJB tepat waktu. Kadang saya lebih setia pada bank BJB dibanding pada istriku sendiri.
Ups!

Membaca harian Kompas bahwa tahanan politik di Iran sebanyak 85 ribu orang dibebaskan terkait wabah corona. Mereka para tahanan tidak boleh sakit atau teraniaya oleh virus corona dalam tahanan. Para tahanan ini adalah orang yang merugikan negara, dibebaskan.

Saya ingin ngejoke -tapi cius- mengapa tidak bank BJB peduli guru atau ASN yang jadi nasabah. Mengapa tidak para guru yang merupakan “keluarga besar bank BJB” mendapatkan afirmasi atau maslahat bencana.

Bukankah saat wabah coronavirus saat ini keluarga guru ikut terdampak?

Saya jamin, sangat saya jamin betapa akan bahagianya para guru bila bank BJB peduli guru.

Bentuknya? Selama dua bulan mendapatkan “bebas cicilan”. Artinya cicilan yang dua bulan masuk ke rekening pribadi guru. Lumayan untuk pertahanan ekonomi keluarga guru. Kan keluarga guru tuh keluarga BJB juga.

Pak Gubernur Jawa Barat, Sang Imam Besar Milenial, Ridwan Kamil, mohon dipertimbangkan.

Ini usulan sangat-sangat objektif versi subjektif guru Jawa Barat. Ini bukan modus tapi ini sangat seirama dengan program CSR bank BJB.

Saya pikir bank BJB tidak akan bangkrut dengan memuliakan guru. Hanya dua bulan cicilan!

Bank BJB sangat berutang pada guru! Saatnya bank BJB “membayar” utang itu!

Ahaa, kok jadi BJB yang berutang ya. Keren kan?

Masa pemerintahan kolonial Belanda, dahulu ada kebijakan politik etik. Politik etik adalah politik balas budi, budi balas! Ini ucapan terima kasih pemerintah Belanda pada rakyat Indonesia yang telah membuat negeri Belanda kaya raya.

Belanda membayar utang budinya dengan diberikannya layanan edukasi, irigasi dan emigrasi atau trans penduduk.

Mengapa tidak? Bank BJB adalah bank para guru juga. Cukup dua bulan melakukan “politik etik BJB” jangan takut ditolak. Politik ini pasti diterima, tidak akan ditolak. Para guru pada baik, insyaallah akan menerima politik ini.

Ayooo para guru, para ASN, dan nasabah bank BJB komen dan dukung opini centil ini.
Viralkan tulisan ini agar Pak Gubernur Jawa Barat dan pimpinan bank BJB terpukul hatinya, maksud saya terelus hatinya.

Ada pepatah, “Siapa yang memberi rezeki pada guru maka akan barokah”. Maukah bank BJB barokah?***

Dudung Nurullah Koswara, nasabah setia bank BJB, Ketua PB PGRI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *