Dosen Fakultas Kedokteran Unpad: Sistem Layanan Kesehatan Indonesia Belum Responsif

humas unpad dwi agustian
Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad, dr. Dwi Agustian, MPH, PhD, menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Outlook Kesehatan: Prospek Pandemi Covid-19 2022” yang digelar secara virtual, Sabtu (11/12/2021), (Foto: Humas Unpad).

ZONALITERASI.ID – Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), dr. Dwi Agustian, MPH, PhD, mengungkapkan, perbaikan sistem kesehatan menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan di 2022.

“Sistem layanan kesehatan di Indonesia masih belum responsif. Selain itu, perlindungan sosial dan risiko keuangan juga belum optimal. Banyak masyarakat, terutama yang memerlukan perawatan yang besar, masih berhadapan dengan risiko finansial yang besar pula,” kata dosen yang akrab disapa Yayan pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Outlook Kesehatan: Prospek Pandemi Covid-19 2022” yang digelar secara virtual, Sabtu (11/12/2021).

“Barangkali dengan adanya pandemi ini menjadi penguatan kembali bahwa kita harus berorientasi pada penguatan sistem kesehatan. Pandemi Covid-19 menjadi momentum bahwa setiap negara perlu menguatkan kembali sistem kesehatannya. Akan lebih baik kalau kita fokus dan merefleksi bahwa kita masih ada masalah dalam sistem kesehatan kita secara umum,” sambungnya.

Ketua Satgas Covid-19 Unpad ini menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan kerangka kerja sistem kesehatan jauh sebelum pandemi Covid-19.

Ada enam pilar dalam kerangka kerja tersebut, meliputi layanan kesehatan, tenaga kesehatan, sistem informasi, teknologi dan sarana penunjang, pembiayaan, hingga kepemimpinan.

“Enam pilar tersebut menjadi satu kesatuan yang akan menghasilkan luaran seperti peningkatan derajat kesehatan, peningkatan responsivitas, perlindungan sosial dan risiko keuangan, hingga peningkatan efisiensi,” terangnya.

Yayan menambahkan, pandemi menghasilkan pesan bahwa sektor kesehatan bukanlah sektor yang terisolasi. Penguatan sistem kesehatan akan semakin baik apabila mengikutsertakan sektor-sektor lainnya.

“Sudah selayaknya pendekatan kesisteman dalam membangun sistem kesehatan yang interdisipliner dan multisektor memang suatu yang bisa kita dapatkan dari pandemi ini,” kata Yayan. (des)***