Dua Hal yang tak Terelakkan dalam Hidup

Oleh Suheryana Bae

252694 505079152840515 1616017453 n 505079152840515
Suheryana Bae. (Foto: Dok. Pribadi)

DALAM kehidupan manusia, ada dua hal penting yang tidak dapat dihentikan, waktu dan perubahan. Keduanya adalah elemen fundamental yang membentuk perjalanan hidup kita, terlepas dari keinginan dan preferensi pribadi. Waktu terus berjalan tanpa henti, sementara perubahan adalah kepastian yang tak terelakkan. Sekarang ini, setiap hari kita menyaksikan perkembangan teknologi yang memengaruhi cara kita bekerja dan berkomunikasi. Keduanya menuntut adaptasi dan transformasi, baik dalam pikiran maupun perilaku.

Waktu adalah dimensi yang mengatur kehidupan kita, berjalan dengan kecepatan tetap tanpa memedulikan apa yang kita lakukan. Baik diisi dengan kesenangan dan produktivitas maupun dihabiskan dalam kemalasan dan kesia-siaan, waktu tetap berlalu. Dalam konteks ini, pengelolaan waktu menjadi kunci untuk mencapai kehidupan yang bermakna. Strategi seperti membuat jadwal harian, menetapkan prioritas, dan menghindari menunda-nunda aktivitas sangat membantu. Manusia harus belajar menghargai setiap detik yang dimiliki, karena waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.

Penggunaan waktu yang bijaksana melahirkan produktivitas dan kepuasan. Sementara itu, penggunaan yang tidak bijaksana dapat membawa penyesalan dan kerugian. Oleh karena itu, memahami pentingnya waktu dan bagaimana cara memanfaatkannya dengan baik adalah salah satu keterampilan paling berharga yang bisa dimiliki seseorang.

Jika waktu adalah dimensi yang mengatur perjalanan hidup, maka perubahan adalah elemen yang terus menyertainya. Tidak ada yang absolut atau tetap dalam hidup ini. Segala sesuatu mengalami transformasi, mulai dari peradaban manusia, ketahanan fisik, hingga kedewasaan dan kematangan individu. Perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dalam hidup ini.

Untuk menghadapi perubahan, adaptasi menjadi sebuah keharusan. Setiap individu perlu mengembangkan kemampuan untuk bertransformasi, baik secara perilaku maupun kebiasaan. Adaptasi tidak hanya membantu individu bertahan dalam menghadapi tantangan, tetapi juga memungkinkan untuk berkembang dan maju. Belajar keterampilan baru atau menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan kerja dapat meningkatkan peluang sukses.

Dinamika Fisik dan Mental Seiring Waktu

Seiring berjalannya waktu, tubuh manusia mengalami penurunan dan kerentanan. Fisik tidak lagi sekuat ketika muda, dan daya tangkap pemikiran tidak lagi setajam saat masa sekolah atau kuliah. Pikiran tidak lagi selincah ketika seseorang berada di usia 30-40-an tahun. Di usia senja, manusia harus berdamai dengan perubahan ini.

Namun, dengan penurunan fisik dan mental ini, terdapat kearifan yang diperoleh dari pengalaman hidup selama bertahun-tahun. Kearifan ini dapat digunakan, dalam memberikan teladan kepada generasi muda atau menyelesaikan konflik dengan pendekatan yang bijaksana. Kedewasaan pribadi yang telah ditempa oleh waktu menjadi kekuatan yang mengimbangi kelemahan fisik. Dalam usia senja, manusia belajar menerima keterbatasan, tetapi juga memanfaatkan kebijaksanaan yang dimiliki untuk menjalani hari-hari dengan sukacita.

Menghadapi Waktu dan Perubahan dengan Bijak

Kunci untuk menghadapi waktu dan perubahan adalah dengan menerima keduanya sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Manusia perlu belajar untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang seiring waktu. Dengan demikian, hidup tidak menjadi beban yang melelahkan, tetapi sebuah perjalanan yang penuh makna. Kisah inspiratif dari orang-orang yang tetap aktif dan positif di usia tua dapat menjadi contoh bagaimana menghadapi perubahan dengan semangat yang tetap tinggi.

Dalam menghadapi waktu dan perubahan, dibutuhkan kebijaksanaan, adaptasi, dan penerimaan. Hanya dengan cara ini, kita dapat menjalani hidup yang tidak hanya produktif tetapi juga penuh dengan kebahagiaan. Transformasi perilaku dan kebiasaan individual yang terus berlangsung adalah kunci untuk menghadapi tantangan waktu dan perubahan dengan kepala tegak. ***

Suheryana Bae, pemerhati sosial, tinggal di Ciamis Jawa Barat