ZONALITERASI.ID – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), E. Aminudin Aziz, menyebutkan, dari total 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia, hanya sebanyak 24 berstatus aman. Lalu, sebanyak 5 bahasa berstatus punah, dan 71 bahasa telah direvitalisasi selama 2021-2023.
“Bahasa daerah yang sudah punah tersebut yaitu Ternateno (Maluku Utara), Kajeli (Kayeli Maluku), Piru (Maluku), Moksela (Maluku), Palumata (Maluku), Hoti (Maluku), Serua (Maluku), Nila (Maluku), Tandia (Papua Barat), dan Mawes (Papua),” kata Aminudin Aziz, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, dilansir dari laman Badan Bahasa, Kamis, 19 Desember 2024.
Aminudin menuturkan, untuk mencegah terjadinya kepunahan, Badan Bahasa telah melakukan revitalisasi bahasa daerah sebanyak 97 pada 2024. Untuk 2025, revitalisasi akan dilakukan ke 120 bahasa daerah.
“Nah, tahun ini sudah ada di angka 97 bahasa daerah kita revitalisasi dari Sabang sampai Merauke, dan tahun depan ada 120 bahasa daerah,” katanya.
Menurut Aminudin, selain melalui revitalisasi bahasa daerah, Badan Bahasa terus mengupayakan pelestarian bahasa daerah. Di antaranya melalui penyaluran bantuan dana hingga Rp 150 juta bagi 437 komunitas sastra dan literasi di Indonesia serta 121 sastrawan yang sudah berkarya selama 40-50 tahun.
“Nah, bantuan pemerintah ini adalah sebagai bentuk insentif kepada mereka yang sudah secara terus menerus bergerak di dalam pengembangan, pelestarian kesastraan,” kata Aminudin.
Bantuan tahun ini disalurkan kepada 97 komunitas sastra dan 340 komunitas literasi. Mereka adalah komunitas-komunitas yang terpilih dari 745 komunitas sastra dan 1.300 komunitas literasi yang mendaftar.
Aminuddin berharap, bantuan tersebut membuat komunitas konsisten dalam berkarya. Sehingga, bahasa daerah semakin lestari dan tidak lagi terjadi kepunahan.
“Badan bahasa itu hanya memberikan inisiasi, dan mereka yang akan mempertahankan itu di daerah. Jadi selain dengan kegiatan bantuan pemerintah melalui komunitas ini, kami juga melaksanakan revitalisasi bahasa daerah,” katanya.
“Semoga, ke depan akan ada lebih banyak anak muda yang bersemangat dalam melestarikan bahasa daerah. Selain itu, anak muda juga diharapkan lebih semakin percaya diri menampilkan bakat sastranya,” tambah Aminudin. ***