Empat Pesantren Tertua di Indonesia, Eksis hingga Tiga Abad

maxresdefault 2
Pesantren Buntet yang berlokasi di Mertapada Kulon, Cirebon, salah satu pesantren tertua di Indonesia, (Foto: You Tube).

ZONALITERASI.ID – Pendidikan di pesantren menjadi salah satu pola pendidikan yang berkembang di Indonesia. Kekhasan pendidikan pesantren menjadi daya tarik masyarakat untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan ini.

Pesantren menerapkan sistem pendidikan yang berbeda dibandingkan sekolah biasa. Siswa tinggal bersama dalam sebuah asrama. Selain itu, mereka belajar di bawah bimbingan guru.

Ya, catatan sejarah panjang menyertai eksistensi pesantren. Bahkan, ada sejumlah pesantren yang sudah didirikan sejak hampir tiga abad (300 tahun) lalu.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com berikut ini empat pesantren tertua di Indonesia:

1) Pesantren Sidogiri

Berlokasi di Desa Sidogiri, Pasuruan Jawa Timur. Pesantren ini berdiri pada tahun 1718.

Sosok sentral berdirinya pesantren Sidogiri ini adalah seorang alim dari salah satu yang memiliki dzurriyah kepada Rasulullah SAW, bernama Sulaiman bin Abdurrahman Tajudin. Ia berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Sayyid Sulaiman ini adalah orang pertama yang memprakrasai pembangunan pesantren Sidogiri, dengan cara membabat tumbuhan liar.

Waktu itu, desa Sidogiri masih berbentuk lahan hutan.

Sayyid Sulaiman ini masih cucu dari Sunan Gunung Djati, dari pihak ibunya yang bernama Syarifah Kodijah.

Di Jawa, ia dikenal sebagai Waliyullah atau Datuk Basyeiban yang sangat dihormati.

Kini pesantren Sidogiri masih eksis dan dipimpin oleh K.H. Fuad Noerhasan, keturunan ke-13 dari Sayyid Sulaiman.

2) Pesantren Asyrofuddin (Ardli Sela Singa Naga)

Berlokasi di Kecamatan Conggeang, Sumedang ini awalnya bernama Pesantren Ardli Sela Singa Naga. Berdiri tahun 1846.

Pada tahun 1965 dibawah pimpinan K.H. R. Bukhorie Ukasyah Mubarok berganti nama menjadi Asyrofuddin.

Di masa penjajahan pesantren yang tidak jauh dari Gunung Tampomas ini, kerap dijadikan tempat belajar ilmu hikmah.

Para tentara republik di masa revolusi juga mengatur strategi perang melawan Belanda di tempat ini, karena lokasinya yang jauh dari pengamatan tentara Belanda.

Pendirian pesantren ini digagas oleh seorang alim dari Cirebon, bernama Syekh Raden Asyrofuddin, waliyullah dari Jawa Barat.

Syekh Asyrofuddin diminta langsung oleh pemimpin Sumedang saat itu, bernama Pangeran Sugih – untuk membangun pesantren di desa Cipicung. Kawasannya masih berupa hutan tak terjamah.

Tanah pesantren ini adalah pemberian oleh sang pangeran. Karena ingin desa tersebut diisi dengan ayat-ayat Allah agar umat bisa dibimbing ke jalan yang benar.

3) Pesantren Tebuireng

Berlokasi di Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan pada tahun 1899 oleh Hadhotussyekh K.H. Hasyim Asy’ari.

Setelah K.H. Hasyim pulang dari Mekkah, ia memiliki gagasan untuk membangun pesantren di kawasan perjudian, pelacuran, dan sarang kejahatan di dusun Tebuireng yang memang terkenal sebagai tempat maksiat.

Pesantren ini cukup terkenal di Indonesia, karena pendirinya adalah pendiri NU, organisasi terbesar di Indonesia. Selain itu keturunan dari K.H. Hasyim memiliki pengaruh penting pada kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Menteri Agama RI pertama K.H. Wahid Hasyim dan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

4) Pesantren Buntet

Pesantren Buntet yang berlokasi di Mertapada Kulon, Cirebon ini didirikan pada tahun 1750 oleh K.H. Muqoyyim.

Di masa penjajahan K.H. Muqoyiim kyai yang berani menentang pihak Belanda.

Pesantren Buntet dibangun karena kekesalan K.H. Muqoyyim kepada Belanda yang ingin menguasai Tanah Air lewat politik pecah belah di Keraton Cirebon.  (des)***