Seorang trader biasanya hanya fokus pada cara melipatgandakan keuntungan. Namun, bagaimana jika seorang pendidik terjun di dunia trading? Emak Trader membuktikan bahwa trading tidak membuatnya fokus pada keuntungan materi belaka, tetapi ada totalitas kepedulian dan kerelaan untuk berbagi ilmu serta menjadi penunjuk jalan bagi mereka yang membutuhkan.
DUNIA trading sudah menjadi passion Fitri Diani atau yang dikenal dengan Fiany Syam sejak ia terjun ke dunia high risk ini tahun 2016. Jatuh bangun ia rasakan hingga pernah ada di titik nol. Namun semangat untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini begitu tinggi sehingga aral rintangan sesulit apapun, dijalani.
Kegagalan demi kegagalan tidak menyurutkan langkahnya. Ia tetap menekuni dunia trading. Bedanya, dulu Fitri belajar gratisan dari Youtube. Setelah sempat jatuh terpuruk, ia mulai mengikuti berbagai kelas privat bahkan hingga ke Negeri Jiran.
Setelah mempelajari berbagai teknik analisis di dunia trading, Fitri akhirnya menemukan teknik yang cocok untuk diterapkan oleh berbagai trader dengan beragam latar belakang sosial yang kini bergabung dalam Emak Trader.
Teknik itu berupa pendekatan analisis menggunakan Naked Chart yang dapat digunakan di berbagai trading style pilihan masing-masing.
Dari pengalamannya itu pula, Fitri meyakini trading sebagai salah satu peluang besar untuk mendapatkan penghasilan secara konsisten dari market global. Ia pun bertekad bisa berpartisipasi mengedukasi masyarakat yang ingin serius belajar trading.
“Investasi ilmu yang tak lekang oleh usia adalah ilmu trading. Aku ingin bisa membantu banyak orang untuk bisa mempunyai penghasilan dari market lewat trading,” harap Fitri yang juga berprofesi sebagai dosen Teknik Informatika di Politeknik Negeri Bandung (Polban) ini.
Untuk merealisasikan tujuannya, tepat di bulan November 2019, Fitri membentuk komunitas Emak Trader sebagai wadah belajar siapa pun yang ingin serius menekuni dunia trading. Ia juga mengelola akun @emaktrader di Instagram dengan tujuan yang sama. Setiap orang yang bergabung di komunitasnya harus mau belajar dan telaten menganalisis chart.
“Trading itu bisa dipelajari. Ini berbeda dengan perjudian,” tegasnya.
Kepeduliannya mengedukasi juga berawal dari keprihatinannya terhadap cerita pilu kebangkrutan para kliennya. Mereka bangkrut akibat ketidaktahuan mengelola dananya di pasar. Bahkan ada yang kehilangan semua miliknya karena ketidaktahuan dan tergiur keuntungan dalam waktu sekejap.
“Itu horor banget. Seandainya orang -orang ini mendapat edukasi tentang gimana caranya mengelola dana mereka di pasar uang, tentu mereka bisa berstrategi dan hati -hati. Bisnis high risk macam ini tidak bisa diserahkan begitu saja kepada makelar atau orang-orang yang tidak kompeten. Kita juga harus punya peran mengambil keputusan,” jelas Fitri.
Kini setelah empat tahun malang melintang di dunia trading, atas permintaan banyak klien, Fitri mulai membuka kelas-kelas privat offline. Kelas-kelas ini dibagi menjadi dua level, yaitu kelas basic dan kelas advance.
“Aku mengalami masa-masa sulit di rimba trading karena tidak ada yang membimbing secara intens. Kuharap dengan ilmu yang kupunya aku bisa membantu banyak orang untuk belajar dan berhasil di dunia trading ini,” tuturnya.
Setelah setahun berdiri, kini Emak Trader telah mempunyai 150 orang anggota. Mereka berasal dari beragam latar belakang. Ada ibu rumah tangga, pengusaha, pilot, hingga polisi, dan aneka profesi lainnya.
Orang-orang yang tergabung dalam komunitas Emak Trader datang dengan beragam sebab. Sebagian besar memang ingin melipatgandakan penghasilan dengan cepat. Sebagian lagi karena memang ingin serius belajar menekuni dunia trading. Bahkan ada yang datang karena tidak tahu cara mengelola uang pesangonnya setelah di-PHK akibat Covid-19.
“Ada yang datang dan mendesak minta duitnya balik sekian ratus persen dari modal. Aku sih langsung skip aja. Dunia trading bukan dunia judi, ga bisa asal spekulasi. Dan yang dicari bukan cuma duit, tapi keberkahan. Makanya mengelola bisnisnya musti berdasarkan penghitungan cermat,” papar ibu tiga anak ini tegas.
Menghitung dengan cermat, sabar menunggu kesempatan yang diberikan market, dan berstrategi dengan bijak. Itu modal utama Fitri di dunia trading. Tiga hal itu dia tanamkan kepada semua peserta kelas privatnya di rentang 2019 – 2020.
Mungkin karena jiwa pendidik yang melekat pada dirinya, ia tak pernah keberatan jika setelah masa belajar di kelas privatnya selesai, masih banyak muridnya bertanya dan membutuhkan bimbingannya dalam berbisnis trading.
“Pokoknya mau tanya kapan pun, jam berapa pun, silakan. Aku pengin semua muridku bisa maju bersama, sukses bersama dengan ilmu yang kupunya,” tandasnya.
Visi Emak Trader
Setelah malang melintang di dunia trading beserta jatuh bangun yang menyertainya, Emak Trader mulai menyusun langkah selanjurnya. Fokusnya kini bergerak membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 di sektor ekonomi.
Emak Trader bertekad membentuk orang-orang yang mau berkecimpung di dunia trading menjadi trader andal.
Apa yang sudah dilakukan Emak Trader untuk mewujudkan visinya?
Sejak pandemi meluluhlantakkan sumber-sumber penghasilan masyarakat, Emak Trader membuka program private khusus bagi mereka yang terdampak dengan biaya khusus yang tentunya sangat terjangkau.
Dari hasil pengamatan dan pengalaman murid-muridnya di kelas privat Emak Trader, ternyata tidak sedikit mereka yang sudah mapan dari kelas menengah atas mengalami PHK. Pesangonnya memang banyak, tetapi kalau tidak ada penghasilan masuk, pesangon itu pasti akan tergerus dan ludes.
Kondisi tersebut dialami tiga orang muridnya yang sebelumnya berprofesi sebagai pilot. Setelah kena PHK, mereka berpikir harus bisnis. Namun, tanpa pengetahuan dan pengalaman juga relasi di dunia bisnis, mereka ragu-ragu melangkah.
Mereka pun mencari informasi lebih jauh seputar peluang bisnis. Akhirnya berjumpa kelas privat Emak Trader yang di kemudian hari menjadi mentor mereka di dunia trading. Pilihan memilih bisnis di dunia trading menempa mereka menjadi lebih mandiri. Kelas privat trading membimbing mereka fokus menjadi trader independen.
Karena belajar trading secara serius membutuhkan modal, Emak Trader menargetkan masyarakat kelompok menengah atas sebagai calon murid-muridnya. Jika ekonomi masyarakat menengah ke atas terbantu naik, Fitri berkeyakinan kelompok masyarakat ini bisa membantu kelompok masyarakat menengah ke bawah di sekitar mereka.
Harapannya tidak muluk-muluk. Donasi yang mengalir dari komunitas Emak Trader bagi masyarakat sekitar berupa pembagian sembako menjadi salah satu cara membantu masyarakat terdampak Covid-19.
“Sekarang yang penting, ngga boleh ada orang kelaparan di sekitar lingkungan orang-orang yang tergabung dalam komunitas Emak Trader,” kata Fitri.
Ke depannya, komunitas Emak Trader bisa juga mengadakan pelatihan wirausaha untuk masyarakat yang membutuhkan. Setelah itu, bisa saja ada bantuan modal usaha dengan pendampingan pengelolaan usaha dari lembaga-lembaga yang concern pada UMKM, dan sebagainya.
“Semua yang diawali ketulusan akan berjalan lancar dan dimudahkan. Semoga …,” harap Fitri menutup perbincangan. (pur)***