Gerakan Moral dari GPG, Bantu Guru yang Jadi Kontestan Pemilu 2024

gagal lolos ke dpr politisi nasdem tak kendur berpolitik
Gerakan Pilih Guru (GPG) siap membantu para guru yang akan menjadi kontestan dalam pesta demokrasi 2024, baik legislatif maupun eksekutif, (Ilustrasi: Merdeka.com).

ZONALITERASI.ID – Gerakan Pilih Guru (GPG) siap membantu para guru yang akan menjadi kontestan dalam Pemilu tahun 2024, baik legislatif maupun eksekutif.

“GPG merupakan gerakan moral untuk memberikan dukungan kepada para unsur pendidikan yang akan maju menjadi calon anggota legislatif maupun eksekutif pada Pemilu 2024,” kata Koordinator GPG Iwan Hermawan, didampingi Wakil Koordinator GPG Dedi Indrayana dan Sekjen GPG Dadan Sambas, Selasa, 9 Agustus 2022.

Iwan mengungkapkan, GPG siap menerima data bagi para guru non PNS, para pensiunan, mantan birokrat pendidikan, serta para ketua yayasan pendidikan yang akan maju menjadi kontestan di pemilu tahun 2024.

Dengan data yang masuk tersebut, lanjutnya, GPG akan menginventarisir data yang masuk berdasarkan dapil serta partai politik yang menjadi kendaraan politik para guru.

“Hal ini dilaksanakan agar ada pemetaan sehingga GPG bisa membantu para guru ini baik dalam sosialisasi, kampanye, sampai pada pengangkatan profil di media massa,” ujar Iwan.

Dikatakannya, dengan usaha dari GPG tersebut, diharapkan para guru yang menjadi calon legislaatif maupun eksekutif di Pemilu 2024 bisa mendapatkan suara baik dari para guru, keluarga guru, maupun alumni.

Iwan berharap pada partai politik manapun untuk mengakomodir para guru yang mau menjadi kontestan di Pemilu 2024. Sebab, suara dari dunia pendidikan akan memberikan sesuatu yang signifikan bagi partai politik.

“Kita tidak bisa melepaskan diri dari peranan guru dalam sejarah pendirian bangsa Indonesia maupun kontribusinya yang telah diberikan sampai saat ini,” terangnya.

“Calon anggota legislatif maupun eksekutif yang berlatar belakang guru, memiliki komitmen untuk lebih memperhatikan nasib para guru khususnya nasib guru honorer, kondusivitas dunia pendidikan secara umum, dan adanya pengawalan dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan bagi dunia pendidikan,” imbuh Iwan. (des)***