ZONALITERASI.ID – Berdasarkan data Global Cancer Observatory, Indonesia berada pada urutan nomor satu penderita kanker serviks di Asia Tenggara, urutan kedua di Asia, dan urutan delapan di dunia. Diperkirakan, setiap satu jam ada satu perempuan Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks.
“Jadi betul-betul banyak sekali kasusnya di kita. Sehingga betul-betul harus menjadi concern,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Unpad Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., Sp.OG(K), dikutip dari laman Unpad, Sabtu, 23 Juli 2022.
Menurut Prof. Yudi, besarnya angka kematian akibat kanker serviks karena terlambatnya penanganan. Banyak pasien yang baru datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah menderita kanker stadium lanjut.
“Jangan sampai datang ke fasilitas kesehatan ini dalam kondisi terlambat,” ujarnya.
Pencegahan Dini
Dekan Fakultas Kedokteran Unpad ini menjelaskan, virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks bersifat common, atau sudah ada di sekitar kita, sehingga sulit dicegah untuk masuk ke dalam tubuh. Perlu pencegahan dini agar virus tersebut tidak merusak sel di dalam tubuh.
Ia menjelaskan, perjalanan dari infeksi virus hingga menjadi kanker membutuhkan waktu yang panjang, sekitar tiga hingga puluhan tahun. Untuk itu, deteksi dini atau skrining serta vaksinasi menjadi upaya penting untuk pencegahan kanker.
“Perjalanan infeksi virus sampai menyebabkan kanker itu membutuhkan waktu yang panjang. Karena waktu yang dibutuhkan panjang, sebetulnya ada kesempatan kita untuk mencegahnya, dengan skrining, vaksinasi, dan sebagainya,” ujarnya.
Prof. Yudi menekankan perlunya pencegahan sedini mungkin bagi perempuan untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Saat ini ada kecenderungan perempuan terkena kanker ini pada usia muda.
“Kita harus punya kepedulian yang sama untuk melindungi mereka yang terkena kanker serviks,” kata Prof. Yudi.
Peduli
Dikatakan Prof. Yudi, setiap perempuan berisiko terinfeksi virus penyebab kanker serviks. Untuk itu, semua pihak perlu memiliki kepedulian untuk melindungi perempuan dari kanker serviks.
“Setiap wanita berisiko, baik menikah, tidak menikah, baik anak-anak maupun orang tua. Karena virus ini sudah common,” ujar Prof. Yudi.
Ia menuturkan, laki-laki memiliki peranan besar terhadap masuknya virus pada mulut rahim. Untuk itu, laki-laki pun perlu diikutsertakan dalam upaya pencegahan kanker ini.
“Selama ini kanker serviks dianggapnya wanita saja yang punya tanggung jawab padahal laki-laki besar pengaruhnya itu kenapa terjadinya kanker serviks,” pungkas Prof. Yudi. (des)***