Guru dari Banyuwangi Ini Membuat Aplikasi Bantu Siswa Tunarungu Belajar Matematika

buat aplikasi bantu siswa tunarungu belajar matematika guru elis raih penghargaan vyd
Elis Dwi Wulandari, guru SMA LB Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, membuat aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat. Karya yang ia diberi nama Ice Cube, (Foto: Kemendikbudristek).

Raih Penghargaan dari Kemendikbudristek

ZONALITERASI.ID – Elis Dwi Wulandari, guru SMA Luar Biasa (SMA LB ) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, membuat aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat. Karya yang ia diberi nama Ice Cube.

Berkat karyanya ini, Elis termasuk salah satu dari 35 pendidik yang menerima penghargaan pada ajang Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus yang diberikan Kemendikbudristek.

Diketahui, Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut.

Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu.

Elis membuat aplikasi ini lengkap dengan materi berisi teks, audio, video, animasi, dan panduan dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.

Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuatnya. Sebelumnya, Elis telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid.

“Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains,” kata Elis, dilansir dari laman Kemendikbudristek, Kamis (29/12/2021).

Tak Mudah

Elis mengungkapkan, meski lulusan sains namun aplikasi yang dibuatnya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ia perlu mempelajari ilmu-ilmu lain dengan proses yang rumit. Semua itu dilakukannya semata-mata ingin membantu para anak didiknya.

“Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalah dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis.

Ellis berharap, dampak learning loss bisa diminimalisir dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga.

“Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19 tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan. Saya berharap para guru tidak berhenti berinovasi melainkan menjadikan pandemi ini sebuah tantangan untuk berkreasi,” ujarnya.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru yang telah berjuang bersama mendidik generasi bangsa di masa pandemi Covid-19, khususnya kepada para penerima penghargaan.

“Ini menguatkan rasa optimis, membangkitkan semangat bahwa Indonesia bisa lebih baik, karena Bapak dan Ibu telah berlomba-lomba menjadi teladan dan menyemangati satu sama lain untuk menghasilkan murid-murid yang cerdas dan berkarakter,” katanya, saat pemberian penghargaan. (haf)***