Guru Penulis Wajib Menguasai Semantik Bahasa

FOTO ARTIKEL 16
Erwan Juhara, (Foto: Dok. Pribadi).

Oleh Erwan Juhara

PENGANTAR

BAHASA hanyalah ada apabila didengarkan maupun diucapkan. Pendengar adalah patner yang tak terpisahkan. Artinya pada kegiatan komunikasi hadir bahasa wacana yang melibatkan penyapa dan pesapa. Demikian John Dewey seorang pakar bahasa Barat mengungkapkan hal itu dalam berbagai media massa.

Bahasa memang ada apabila didengarkan dan diucapkan karena hal itu berarti telah melibatkan bagian pikiran manusia sebagai motor pergerakan kehidupan berbahasa. Jadi, alangkah dekat dan tak pelak lagi bahwa bahasa erat kaitannya dengan pikiran. Bahkan ada pula yang berkesimpulan, jika hendak melihat pikiran seseorang dari dekat, maka salah satu objek penting yang bisa diamatinya adalah lewat bahasa yang digunakannya. Tidaklah berlebihan pula kalau realitas menunjukan bahwa asumsi dan estimasi ke arah itu banyak kebenarannya. Namun, bukan berlebihan pula kalau hal-hal seperti itu hanya tindakan spekulasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan karena berbagai hal yang terjadi dalam proses kegiatan berbahasa dari individu sendiri maupun dari pihak di luar si individu yang memberi berbagai stimulasi berbahasa. Situasi dan kondisi si individu pun turut berperan dalam penilaian proses berbahasa seseorang yang notabene bernalar. Misalnya, apabila kondisi individu keadaan sakit. Jadi, tak ada salahnya teori semacam itu gugur. Selain itu mustahil pula seseorang yang mampu berpikir dengan baik kalau dia dalam keadaan fisik sakit dan perut kelaparan. Penilaian seperti itu memang layak dilakukan dalam situasi formal yang benar-benar sehat dari subjek dan objek utama proses kegiatan berbahasa, yakni dari si penyapa dan si pesapa. Dalam kegiatan berbahasa itulah lahir proses komunikasi yang secara tidak langsung telah melibatkan dunia Semantik sebagai dunia makna bahasa. Tentu saja Semantik itu meliputi semua bagian bahasa yang lisan, tulisan, isyarat, atau lambang. Semantik adalah “bahasa” di dalam aspeknya yang paling luas, paling inklusif. Bunyi, kata, bentuk, tata bahasa, konstruksi sintaksis adalah alat-alat bahasa. Semantik adalah tujuan yang diakui dari bahasa. Jadi betapa besarnya peranan semantik dalam proses berbahasa ini. [pdfjs-viewer url=https://zonaliterasi.id/wp-content/uploads/jurnal/ERWAN%20JUHARA-Guru%20Penulis%20Wajib%20Menguasai%20Semantik%20Bahasa.pdf viewer_width=100% viewer_height=700px fullscreen=true download=true print=true]