ZONALITERASI.ID – Direktur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, berharap peringatan Hari Santri 2022 disambut oleh seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya kalangan tertentu.
“Antusiasme masyarakat di dalam menyambut Hari Santri sebenarnya sudah sangat besar. Bahkan, Hari Santri ini sudah dirayakan dengan meriah sampai di desa-desa. Meski demikian, upaya agar Hari Santri dirayakan seluruh masyarakat Indonesia harus terus dilakukan,” ujar Waryono saat berbicara dalam Forum Diskusi Persiapan Peringaran Hari Santri, di Jakarta, Rabu 3 Agustus 2022.
“Salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan adalah dengan mengangkat tema yang bisa diterima seluruh masyarakat. Bukan hanya tema yang bisa diterima oleh Kementerian Agama saja,” sambungnya.
Guru besar UIN Sunan Kalijaga ini mengungkapkan, ada kemiripan antara peringatan Hari Santri dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT RI). Keduanya sama-sama meneguhkan bahwa Indonesia lahir karena adanya perjuangan lahir batin seluruh komponen bangsa.
“Secara historis Hari Santri merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang kemudian melahirkan Hari Pahlawan pada 10 November,” terangnya.
Menurutnya, santri adalah siapapun yang menempuh jalan kesalehan. Dengan demikian, makna hakikat santri tidak hanya mereka yang sedang atau pernah belajar di pesantren.
“Itulah kenapa tema peringatan Hari Santri tahun lalu adalah siaga jiwa raga,” ucap Waryono.
Dikatakannya, yang perlu dikedepankan adalah perjuangan bersama. Bukan untuk mengklaim bahwa yang paling besar kontribusinya terhadap negeri ini adalah kelompok ini dan itu.
“Oleh karena itu, harus ada kerelaan dari kita, khususnya kalangan santri untuk menerima kenyataan ini,” tuturnya.
Waryono menambahkan, peringatan Hari Santri juga dimaksudkan untuk meningkatan rasa memiliki Indonesia. Sebab, merawat, memandu, dan menjaga Republik ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang merasa memiliki Indonesia.
“Agenda terbesar Hari Santri bukan yang mencerminkan dari santri oleh santri dan untuk santri. Tetapi dari santri, oleh santri, untuk Indonesia,” pungkasnya.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi, Wibowo Prasetyo, mengatakan, terkait dengan peringatan Hari Santri ini, keterlibatan muslim perkotaan menjadi tantangan tersendiri.
“Oleh karena itu, tema hari santri ini harus yang greget di publik. Apalagi, hari peringatan Hari Santri tahun ini merupakan suatu kombinasi angka yang cantik, yakni 22-10-2022. Ini, harus menjadi semangat bersama agar peringatan Hari Santri tahun ini lebih baik dari sebelumnya,” tuturnya.
Untuk tema Hari Santri, Wibowo menyarankan, bisa diambil dari program-program prioritas Kemenag, antara lain moderasi beragama dan tahun toleransi.
“Kita tahu Kemenag mencanangkan tahun ini sebagai tahun toleransi. Ini juga bisa menjadi satu tema yang bisa diangkat dalam peringatan hari santri kali ini,” katanya. (des)***
Sumber: Kemenag