Hati-hati, Orang yang Sering Begadang Berisiko Alami Gangguan Kecemasan

3674491836
Tidak hanya kesehatan fisik, tidur membantu memelihara kesehatan mental. Banyak studi yang melaporkan berbagai efek merugikan pada kondisi kejiwaan akibat kurang tidur, (Ilustrasi: Pikiran-rakyat.com).

ZONALITERASI.IDTidak hanya kesehatan fisik, tidur membantu memelihara kesehatan mental. Banyak studi yang melaporkan berbagai efek merugikan pada kondisi kejiwaan akibat kurang tidur.

Sebuah penelitian dari Binghamton University menemukan bahwa kebiasaan kurang tidur dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kecemasan (ansietas). Teori ini menguatkan satu studi terdahulu yang melaporkan sekitar 27 persen pasien gangguan kecemasan diawali dengan insomnia yang membuat mereka tidak bisa tidur.

Risiko ansietas akibat kurang tidur dikaitkan dengan gangguan berpikir jernih akibat otak yang kelelahan. Sulit berpikir jernih menyebabkan otak cenderung menanam “bibit” pikiran negatif yang mengganggu dan dapat terus muncul berulang kali tanpa dipicu apa pun.

Kurang tidur juga menurunkan kemampuan Anda untuk mengendalikan perilaku karena fungsi pengendalian dalam otak tidak bisa bekerja dengan baik. Maka sewaktu tubuh dalam keadaan terjaga, otak akan bekerja dalam mode autopilot dan mengacu pada pola yang sudah ada yaitu kebiasaan.

Saling Memengaruhi

Kecemasan dan tidur nyatanya saling memengaruhi satu sama lain. Semakin buruk kualitas tidur Anda, semakin parah juga gejala ansietas yang mungkin muncul.

Ini karena dominasi pikiran negatif yang terus menyelimuti otak bisa membuat seseorang mudah stres. Dalam jangka panjang, stres kronis dapat meningkatkan risiko insomnia yang membuat seseorang makin susah tidur dan kemudian memicu kemunculan gejala-gejala ansietas.

Sebaliknya pun begitu. Semakin gangguan cemas terus dibiarkan menggerogoti jiwa, semakin Anda sulit tidur sehingga masalahnya bisa timbul makin parah seiring waktu. Pasalnya ketika Anda merasa cemas, otak akan terus memutar pikiran negatif tersebut layaknya rol film.

“Anda akan semakin menyibukkan diri untuk memikirkan hal itu sehingga tidak bisa tidur,” kata Rita Aouad, MD, seorang pakar kesehatan mental sekaligus pakar pengobatan masalah tidur dari Ohio State University Wexner Medical Center, dikutip dari Prevention.

Begadang pun bisa menyebabkan gejala-gejala fisik yang menyertai ansietas seperti lemas dan pegal linu (akibat ketegangan otot), gangguan pencernaan seperti sakit perut atau mulas, sakit kepala, gemetaran, mulut kering, dan berkeringat deras.

Tips Tidur Lebih Nyenyak

Dampak begadang pada psikologis seseorang pada umumnya tidak akan langsung dirasakan begitu saja. Biasanya akan mulai muncul ketika otak sudah tidak lagi mampu menoleransi waktu istirahat yang teramat miskin.

Meredith Coles, pemimpin penelitian sekaligus seorang dosen psikologi di Binghamton University, menekankan pentingnya memperbaiki pola tidur secepat mungkin jika Anda sudah terbiasa begadang dalam waktu lama.

Agar bisa tidur cukup dan nyenyak, Coles menyarankan Anda untuk “membersihkan” jadwal malam hari Anda dari rutinitas yang tidak penting dan bisa memicu stres, seperti tidak membiasakan main gadget dan tidak minum alkohol atau kafein sebelum tidur.

Sebagai gantinya, lakukanlah aktivitas yang menenangkan seperti meditasi atau lakukan teknik pernapasan.
Buat jadwal tidur teratur. Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, termasuk saat weekend, membantu ritme bekerja lebih baik. ***

Sumber: Hello Sehat