ZONALITERASI.ID – Tidur siang adalah periode tidur singkat yang sering dilakukan pada siang hari. Tidak seperti tidur malam, tidur siang cenderung lebih cepat. Bila dilakukan dengan benar, bisa membuat pelakunya lebih produktif.
Namun, terlepas dari begitu banyak manfaat kesehatan, tidur siang selama berjam-jam dapat membahayakan kesehatan Anda.
Studi yang diterbitkan dalam Hypertension, bagian dari jurnal American Heart Association, menyebutkan, tidur siang tidak buruk bagi kesehatan. Namun, ketika tidur siang lebih lama akibat kurang tidur di malam hari, itu menjadi masalah.
Dengan kata lain, tidur yang buruk di malam hari menghambat kesehatan individu secara keseluruhan. Kurang tidur tidak memberikan tubuh waktu istirahat yang tepat untuk meremajakan diri sebelum kembali beraksi.
Beragam Risiko
Dikutip dari situs Times of India, orang yang sering tidur siang disebut berpeluang lebih besar terkena tekanan darah tinggi dan stroke.
Terkait tidur siang dan stroke ini, peneliti dari Central South University, Changsha, Hunan, China, meneliti sebanyak 35.845 peserta dari UK Biobank yang bebas dari hipertensi atau stroke pada awal penelitian. Studi dilakukan selama empat tahun.
Para peneliti kemudian menemukan bahwa dibandingkan dengan tidak pernah tidur siang, sering tidur siang dikaitkan dengan risiko hipertensi esensial, stroke, dan stroke iskemik yang lebih tinggi.
Para peserta dipelajari berdasarkan sampel darah, urine, air liur, dan durasi tidur siang secara teratur.
Bukan hanya penelitian ini, beberapa penelitian lain telah berbicara tentang risiko tidur siang berlebihan.
Sebuah studi penelitian pada 1996 telah menghubungkan tidur siang dengan terjadinya gejala depresi. Dikatakan juga bahwa mereka yang sering tidur siang di siang hari cenderung kelebihan berat badan.
“Tidur siang yang sering lebih mungkin daripada tidur siang yang jarang untuk melaporkan keluhan tidur malam hari dan lebih cenderung laki-laki dan penduduk perkotaan, untuk melaporkan gejala yang lebih depresi, aktivitas fisik yang lebih terbatas, dan gangguan fungsional yang lebih banyak, dan lebih cenderung kelebihan berat badan,” kata studi tersebut.***
Sumber: Liputan6.com